dc.contributor.author |
Agus, Budiman |
|
dc.date.accessioned |
2018-04-09T11:22:57Z |
|
dc.date.available |
2018-04-09T11:22:57Z |
|
dc.date.issued |
2013-01 |
|
dc.identifier.citation |
Diskriminasi rasial salah satu masalah yang sangat besar dan terdapat di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan yang paling dominan terdapat di Afrika Selatan dengan politik Apartheid. Oleh karena itu, Afrika Selatan menjadi fokus perjuangan anti rasialisme menuju realisasi keadilan. Kata Apartheid berarti "keterpisahan" dalam bahasa Afrika dan itu menggambarkan kaku rasial yang mengatur pembagian antara populasi minoritas kulit putih dan mayoritas penduduk kulit putih. Perjuangan mayoritas kulit hitam Afrika melawan dominasi minoritas kulit putih merupakan konflik rasial utama dan terakhir. Masyarakat Internasional aktif mendorongnya. Namun, kelompok kulit putih cukup banyak dan terlalu kuat sedangkan kekuatan kulit hitam begitu lemah dan terpecah belah, sampai pada akhirnya nanti muncul seorang yang bernama Nelson Mandela yang ikut aktif dalam memperjuangkan penghapusan politik Apartheid di Afrika Selatan, atas dasar agar krisis rasial dan konflik yang terjadi di sana segera selesai dan Afrika Selatan menjadi negara yang kondusif. Kata Kunci: Politik Apartheid, Rasialisme, Konflik Rasial. |
en_US |
dc.identifier.issn |
2355-5726 |
|
dc.identifier.uri |
http://repository.unigal.ac.id:8080/handle/123456789/79 |
|
dc.description.abstract |
Diskriminasi rasial salah satu masalah yang sangat besar dan terdapat di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan yang paling dominan terdapat di Afrika Selatan dengan politik Apartheid. Oleh karena itu, Afrika Selatan menjadi fokus perjuangan anti rasialisme menuju realisasi keadilan. Kata Apartheid berarti "keterpisahan" dalam bahasa Afrika dan itu menggambarkan kaku rasial yang mengatur pembagian antara populasi minoritas kulit putih dan mayoritas penduduk kulit putih. Perjuangan mayoritas kulit hitam Afrika melawan dominasi minoritas kulit putih merupakan konflik rasial utama dan terakhir. Masyarakat Internasional aktif mendorongnya. Namun, kelompok kulit putih cukup banyak dan terlalu kuat sedangkan kekuatan kulit hitam begitu lemah dan terpecah belah, sampai pada akhirnya nanti muncul seorang yang bernama Nelson Mandela yang ikut aktif dalam memperjuangkan penghapusan politik Apartheid di Afrika Selatan, atas dasar agar krisis rasial dan konflik yang terjadi di sana segera selesai dan Afrika Selatan menjadi negara yang kondusif. |
en_US |
dc.description.sponsorship |
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN |
en_US |
dc.language.iso |
other |
en_US |
dc.publisher |
Jurnal Artefak |
en_US |
dc.subject |
Politik Apartheid, Rasialisme, Konflik Rasial |
en_US |
dc.title |
POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN |
en_US |
dc.type |
Article |
en_US |