Abstract:
Penelitian ini didasari oleh urgensi akta kelahiran sebagai dokumen legal
yang menjamin hak-hak setiap masyarakat. Namun, inovasi tersebut belum
berjalan secara optimal, realitas di lapangan menunjukkan masih banyak
masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah terpencil atau jauh dari pusat
pelayanan, mengalami kesulitan dalam mengakses layanan administrasi
kependudukan. Untuk menjawab tantantangan tersebut Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Pangandaran meluncurkan program jemput pelayanan
keliling sebagai upaya mendekatkan layanan kepada masyarakat dan
meningkatkan kepemilikan akta kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis terkait inovasi program jemput pelayanan keliling dalam pembuatan
akta kelahiran oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Pangandaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data
melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan sebanyak 4 orang
terdiri dari Ketua Sub Bagian Kepegawaian dan Umum sebanyak 1 orang, Ketua
Sub Bagian Pelayanan dan pencatatan Sipil sebanyak 1 orang, Masyarakat Desa
Pangandaran sebanyak 1 orang, dan Masyarakat Desa Babakan sebanayak 1 orang. Hasil penelitian mengenai inovasi program jemput pelayanan keliling dalam
pembuatan akta kelahiran oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupatem pangandaran belum optimal. Analisis berdasarkan Teori Everett M. Rogers dalam Prabowo H. (2022) menunjukan bahwa terdapat lima dimensi yaitu, keunggulan relative, kesesuaian, kerumitan, ketercobaan, dan keterlihatan. Dari
kelima dimensi tersebut, terdapat 1 dimensi yang cukup terealisasikan dan cukup
optimal yaitu keunggulan relatif. Sedangkan 4 dimensi yaitu, kesesuaian, kerumitan, ketercobaan dan keterlihatan belum optimal. Permasalahan utama yang
ditemukan meliputi kurangnya sosialisasi yang efektif sehingga masyarakat belum
sepenuhnya memahami jadwal dan prosedur layanan, keterbatasan fasilitas dan
infrastruktur pendukung seperti jaringan internet yang tidak stabil dan perangkat
pencetak yang sering bermasalah visibilitas hasil layanan dan pengalaman
masyarakat yang telah menggunakan layanan juga masih kurang, sehingga
kepercayaan dan antusiasme masyarakat terhadap program ini belum maksimal. Upayanya yaitu perlunya peningkatan sosialisasi yang lebih luas dan terstruktur, peningkatan kapasitas petugas melalui pelatihan yang berkelanjutan. Hal tersebut
dapat meningkatkan efektivitas layanan bagi masyarakat Kabupaten Pangandaran.