Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa kurikulum merdeka belajar merupakan
salah satu kebijakan dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah,
dimana kurikulum ini merupakan salah satu program belajar untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Penerapan kurikulum merdeka belajar kurikulum merdeka
telah diterapkan secara nasional pada tahun ajaran 2024/2025, namun, saat ini
sekolah-sekolah dipandang belum optimal dalam menerapkan kurikulum merdeka
tersebut. Salah satu yang telah menerapkan kurikulum ini adalah SMP Negeri 2
Panawangana kabupaten Ciamis sebagai sekolah penggerak. Tujuan yang
dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan
mendeskripsikan tentang perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta hambatan dan
upaya dalam implementasi kurikulum merdeka belajar di sekolah penggerak
SMPN 2 Panawangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Informan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, pengawas sekolah, guru dan peserta didik yang
ada di SMPN 2 Panawangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kurikulum merdeka belajar
di SMPN 2 Panawangan memasuki tahun ke-3 dan dalam pelaksanaannya sudah
berjalan baik namun demikian dalam beberapa sub aspek yang diteliti masih belum
berjalan dengan optimal. Seluruh guru belum terlibat du dalam penyusunan KOSP
dan modul ajar. Penerapan projek penguatan profil pelajar pancasila atau P5 dan
pembelajaran diferensiasi juga belum optimal karena belum seluruh guru terlibat
aktif di dalamnya. Aspek asesmen belum otimal di dalam penyusunan soal-soal
dimana siswa belum dibiasakan dengan soal-soal HOTS yang dapat mendorong
siswa berpikir tingkat tinggi Hambatan yang dihadapi dalam implementasi
kurikulum merdeka belajar adalah kurangnya fasilitas dan bahan ajar yang tersedia,
dan kemampuan serta pemahaaman guru belum maksimal dalam penerapan
kurikulum merdeka belajar.