Abstract:
Penelitian ini mengeksplorasi eco-spirituality dan ketahanan adaptasi
budaya masyarakat Tajakembang, dengan fokus pada nilai-nilai pengelolaan
sumber daya alam berkelanjutan dan kelestarian lingkungan yang tertanam dalam
tradisi Ngabeungkat Dawuan. Penelitian ini mengeksplorasi hubungan yang rumit
antara keyakinan spiritual masyarakat dan praktik mereka dalam mengelola sumber
daya alam, menyoroti ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang memungkinkan
untuk berkembang dalam menghadapi tantangan lingkungan kaitannya dengan
kelestarian lingkungan yang merupakan aspek krusial dalam penelitian. Penelitian
ini bertujuan mengeksplorasi keterkaitan antara keyakinan spiritual masyarakat dan
strategi adaptif mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian
mengunakan metode kualitatif, dengan pendekatan etnografi sebagai metode yang
digunakan mempelajari budaya dan kemasyarakatan komunitas Adat Tajakembang.
Temuan ini menunjukkan bahwa keyakinan eco-spirituality yang kuat dari
masyarakat memainkan peran penting dalam kemampuan mereka beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan dalam pengelolaan sumber daya alam dan menjaga
ketahanan budaya. Dengan mengkaji landasan budaya dan spiritual dari praktikpraktik mereka, memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam
tentang peran spiritualitas dalam mendorong praktik-praktik lingkungan yang
berkelanjutan dan menginformasikan strategi-strategi untuk mempromosikan
praktik-praktik ramah lingkungan di komunitas lain. Luaran yang ditargetkan terbit
pada Jurnal Nasional Sinta 2. Hasil juga akan di Hakikan dan dibukukan ber-ISBN pada penerbit (IKAPI).
Description:
Dimensi manusia sebagai bagian integral dari alam semesta, bukan sebagai entitas yang terpisah. Konsep ini, merujuk pada sebuah kesadaran bahwa unsur pembentuk tubuh manusia adalah unsur-unsur yang sama dengan alam, seperti air, tanah, dan udara. Lebih jauh lagi, bahwa hidup manusia bergantung pada sumber daya alam untuk bertahan hidup. Kerusakan alam, termasuk dampak perubahan iklim dan polusi, memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Dimensi ini merupakan inti kesadaran manusia yang mencakup refleksi baik pribadi dan kolektif tentang bagaimana tindakan manusia mempengaruhi planet dan mengatasi tantangan lingkungan. Untuk itu, manusia dianggap memiliki tanggung jawab moral menjaga, melindungi dan melestarikan alam sebagai bagian dari tugas suci mereka. Harmonisasi antara manusia dan alam dianggap merupakan kunci mencapai keseimbangan dan kesejahteraan semua makhluk yang melibatkan pengakuan bahwa manusia bukan hanya individu yang terpisah, tetapi bagian dari jaringan kehidupan yang lebih besar. Konsep ini banyak digunakan dalam komunitas adat di seluruh dunia, yang menggabungkan antara unsur pengetahuan dan spiritual mereka dalam hidup berdampingan dengan alam. Dimensi spiritual dalam komunitas adat adalah inti dari eco-spirituality, yang tidak hanya mengajarkan tentang traditional ecological knowledge (TEK) namun pula tentang keyakinan bahwa adanya kekuatan yang lebih tinggi dalam alam yang perlu dihormati dan dijaga.