dc.description.abstract |
Tanaman kedelai merupakan tanaman yang sangat penting dan banyak
manfaatnya. Salah satunya, kedelai dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bahan makanan yang bergizi tinggi. Di Kabupaten Ciamis produksi
kedelai belum dapat memberikan hasil yang optimal. Salah satu gangguan dalam
peningkatan produksi kedelai adalah serangan hama ulat grayak (Spodoptera
litura). Kehilangan hasil akibat serangan ulat grayak dapat mencapai 80%, dan
serangan berat menyebabkan puso (gagal panen). Pengendalian hama ulat grayak
selain dengan insektisida sintetik, dapat juga menggunakan bio insektisida dari
bahan alami yang lebih ramah lingkungan. Salah satu bio insektisida yang sudah
mulai dikembangkan untuk pengendalian hama ulat grayak adalah tanaman
bengkuang, terutama bagian bijinya yang mengandung senyawa rotenon yang
dapat mematikan hama tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas ekstrak biji bengkuang terhadap mortalitas hama ulat grayak
(Spodoptera litura) dan mengetahui nilai LC50 ekstrak biji bengkuang. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental
dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan
ekstrak biji bengkuang (0%, 5%, 10%, 15% ) dengan pelarut aquades, etanol dan
aquades:etanol (1:1). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali
ulangan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui Konsentrasi ekstrak biji
bengkuang pada beberapa pelarut dapat menyebabkan mortalitas larva ulat grayak
yang berbeda-beda. Nilai LC50 dari ekstrak etanol biji bengkuang sebesar 6.14 %,
sedangkan ekstrak aquades:etanol sebesar 12.17% dan ekstrak aquades sebesar
70.82 %. |
en_US |