Abstract:
Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota dapat dilihat dari kondisi sistem
transportasinya. Kota Bandung sebagai wilayah metropolitan menghadapi tantangan
kompleks dalam transportasinya, terutama di simpang empat bersinyal samsat yang
menjadi titik temu arus lalu lintas dari berbagai arah. Tingginya volume lalu lintas
dan durasi lampu merah yang mencapai 5 menit menyebabkan antrian panjang di
sekitar simpang, terutama pada jam sibuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kinerja simpang empat bersinyal samsat Kota Bandung serta menentukan alternatif
solusi untuk meningkatkan kinerjanya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode observasi
langsung di lapangan. Data penelitian terdiri atas data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, sedangkan data sekunder
bersumber dari instansi terkait, seperti bada pusat statistik.
Hasil analisis menggunakan PKJI 2023 diperoleh tundaan rata-rata simpang sebesar
182,21 detik/smp dengan tingkat pelayanan F, sedangkan PTV Vissim menghasilkan
tundaan rata-rata simpang sebesar 126,30 detik/kend dengan tingkat pelayanan yang
sama, yaitu F. Alternatif solusi pertama berupa pembuatan flyover di ruas jalan
Soekarno Hatta. Hasil simulasi menunjukkan tingkat pelayanan meningkat dari F
menjadi E. Alternatif kedua berupa kombinasi antara flayover dan underpass.
Flyover direncanakan di ruas jalan Ibrahim Adjie (utara) menuju jalan Soekarno
Hatta (barat), sedangkan underpass di ruas jalan Soekarno Hatta. Hasil pemodelan
menunjukkan bahwa pembangunan tersebut efektif menurunkan panjang antrian
rata-rata dari 254,14 meter menjadi 15,34 meter, serta mengurangi tundaan rata-rata
dari 126,30 detik/kend menjadi 19,52 detik/kend. Tingkat pelayanan meningkat dari
F menjadi B. Perbaikan paling signifikan terjadi pada pendekat barat (Jl. Soekarno
Hatta), yang berubah dari LOS F menjadi LOS A, diikuti peningkatan kinerja pada
pendekat timur (Jl. Soekarno Hatta), selatan (Jl. Ibrahim Adjie), dan utara (Jl.
Ibrahim Adjie).