Abstract:
This study is motivated by the importance of history learning in fostering local historical awareness and motivating students to understand the nation’s cultural heritage. One effective learning strategy is the field trip method, which involves taking students to learn directly outside the classroom at relevant historical sites. The Cipari Archaeological Museum in Kuningan Regency, a megalithic heritage site, holds great potential to be utilized as a concrete, meaningful, and contextual source of history learning. The objectives of this research are to explore and understand the history of the Cipari Archaeological Museum, describe its utilization through the field trip method in history learning for Grade X students of SMAN 2 Kuningan, and analyze students’ responses to the implementation of this method.
This research employs a descriptive qualitative method, with data collection techniques including observation, interviews and documentation. The research subjects consist of Grade X students of SMAN 2 Kuningan, history teachers of SMAN 2 Kuningan, and the management of the Cipari Archaeological Museum.
The results show that conducting field trips to the museum can increase students’ learning interest, understanding of local history, and active participation in the learning process. Students are more enthusiastic and directly engaged in exploring historical material compared to conventional classroom learning. Despite challenges such as limited time and logistics, the field trip method has proven to provide more concrete, relevant, and memorable learning experiences. This study recommends that history teachers utilize museums as alternative learning resources that can be integrated into the curriculum, with careful planning and reflective post-visit activities, so that the educational benefits of field trips can be maximized.
Description:
Pembelajaran sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pemahaman siswa terhadap perkembangan peradaban manusia, serta memberikan wawasan mengenai dinamika sosial, politik, dan budaya yang terjadi sepanjang zaman. Sebagai mata pelajaran yang mengkaji peristiwa-peristiwa masa lalu, sejarah tidak hanya berfungsi untuk mengingatkan kita tentang apa yang telah terjadi, tetapi juga untuk menganalisis faktor-faktor penyebab, dampak, dan relevansi peristiwa tersebut terhadap kehidupan masa kini. Dalam pembelajaran sejarah siswa dapat mencari atau mengadakan seleksi terhadap nilai-nilai kompleks di masa kini maupun yang akan datang. Proses mencari atau proses seleksi jelas menekankan pada pendekatan proses, serta menuntut untuk lebih diciptakan aktivitas fisik-mental dan kreativitas siswa dalam belajar sejarah. Selain itu, pengajaran sejarah memberi pengertian yang mendalam serta suatu keterampilan. (Sirnayanti, 2017).
Kurangnya kesadaran masyarakat lokal terhadap Museum Purbakala Cipari merupakan permasalahan yang cukup kompleks. Hal ini tercermin dari sedikitnya jumlah kunjungan edukasi yang dilakukan oleh sekolah sehingga peserta didik tidak mengetahui keberadaan museum yang menyimpan bukti sejarah kehidupan di wilayah tersebut sejak ribuan tahun lalu. Museum Purbakala Cipari memang terkesan kuno, membosankan, membuat masyarakat terutama generasi muda, kurang tertarik untuk berkunjung. Kurangnya integrasi museum dalam kegiatan pendidikan juga menjadi faktor pendukung hal tersebut terjadi. Museum sebagai sumber pembelajaran sejarah dapat memberikan kontribusi penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam memahami proses evolusi manusia di Indonesia. Oleh karena itu, Museum Purbakala Cipari Kuningan memiliki peran strategis dalam pelestarian sejarah, pendidikan, dan pengembangan pariwisata budaya di daerah Kuningan dan sekitarnya. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pemanfaatan Museum Purbakala Cipari Dengan Metode Field trip Dalam Pembelajaran Sejarah Bagi Siswa Kelas X Sman 2 Kuningan”.