Abstract:
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu mata kuliah syarat yang harus
dipenuhi mahasiswa jenjang Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Sejarah - FKIP - Universitas Galuh di semester Lima (5) dan atau berdasarkan ketentuan lain berdasarkan pertimbangan serta ketentuan lainnya dalam upaya meningkatkan isi dan bobot pendidikan tinggi para mahasiswa, dan mendapatkan nilai tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan bagian dari mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum dengan nilai bobot 2 sks. Kegiatan ini adalah kegiatan ilmiah berupa kajian materi perkuliahan menggunakan pendekatan keilmuan terhadap objek di luar kelas terkait jurusan dan program studi. Selain itu, Kegiatan ini sebagai penunjang pengembangan materi kuliah yang memiliki peran penting dan strategis mengingat kajian mata kuliah pada program studi tertentu yang banyak membutuhkan kajian di lapangan dalam bentuk pembelajaran sejarah di luar kelas (out bond study) untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan nyata tentang pembelajaran yang dipelajari. Dengan melihat secara langsung objek-objek bersejarah yang dikunjungi, diharapkan mahasiswa semakin mendalami materi yang dikaji dalam perkuliahan serta dapat mengaplikasikan pengetahuannya dan sebagai kegiatan pendidikan.
Description:
Sistem perkuliahan selama ini adalah menggunakan model perkuliahan di kelas dan
kunjungan lapangan. Pada kegiatan perkuliahan dosen menggunakan dua model pembelajaran, yakni ceramah dan diskusi. Kegiatan ceramah dosen menguraikan tentang materi perkuliahan, dilanjutkan kegiatan diskusi untuk melaksanakan presentasi dari hasil pengamatan tiap kelompoknya yang terbagi menjadi 5-7 kelompok terdiri 4-6 mahasiswa. Dalam melakukan diskusi, mahasiswa dibantu dan diarahkan untuk mendapatkan sumber-sumber literatur dan gambar-gambar yang menunjukkan materi yang sedang dipelajari.
Di akhir perkuliahan mahasiswa diajak mengunjungi objek-objek bersejarah yang
berhubungan dengan materi pengajaran. Melihat secara langsung objek yang diamati,
memungkinkan mahasiswa akan semakin mendalami materi yang dipelajari atau dikaji. Dalam perkuliahan yang sebagian besar menggunakan ceramah tersebut mahasiswa lebih banyak mempelajari topik secara verbal. Sebab objek-objek sejarah yang dibahas lebih berorientasi pada bentuk cerita daripada melihat secara langsung.
Baru pada fase akhir perkuliahan, mahasiswa diajak mengunjungi lapangan untuk melihat
objek sesungguhnya. Lokasi objek sejarah sangat banyak dan luas sehingga waktu yang
dibutuhkan mencapai lokasi sangat kurang. Hal ini mengakibatkan mahasiswa sering tidak
memperhatikan objek-objek penting yang seharusnya mereka amati di lapangan. Selain kendala tersebut, muncul kasus mahasiswa tidak dapat mengikuti kunjungan lapangan karena alasan kesehatan.