Abstract:
Obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang semakin meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi makanan cepat saji (fast food). Fast food umumnya mengandung tinggi kalori, lemak jenuh, gula, serta natrium, namun rendah serat dan zat gizi penting. Kondisi ini dapat memicu terjadinya kelebihan berat badan dan meningkatkan risiko penyakit degeneratif di usia dewasa. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja di SMPIT-TQ Ihya As-Sunah Kota Tasikmalaya Tahun 2025. Metode: kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi sebanyak 296 remaja, dengan sampel sebanyak 53 responden yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk mengukur tingkat konsumsi fast food, serta pengukuran langsung berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan digital dan microtoise untuk menghitung indeks massa tubuh (IMT). Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja memiliki tingkat konsumsi fast food sedang hingga tinggi. Selain itu, ditemukan bahwa responden dengan tingkat konsumsi fast food tinggi cenderung memiliki risiko obesitas dibandingkan responden dengan konsumsi rendah. Uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat konsumsi fast food dengan kejadian risiko obesitas pada remaja (p < 0,05). Saran: Sekolah, orang tua, dan remaja perlu berperan aktif dalam mengurangi konsumsi fast food melalui edukasi gizi, penyediaan makanan sehat, dan peningkatan aktivitas fisik.
