Abstract:
MOHAMAD ALGI ALBIAGI, 2025. Analisis Saluran Pemasaran Kencur Di 
Desa Werasari Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Di Bawah Bimbingan 
IWAN SETIAWAN dan SUDRAJAT 
Desa Werasari di Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, merupakan sentra 
produksi kencur, namun pemasaran yang belum efisien berdampak pada rendahnya 
pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan mengetahui pola saluran pemasaran, 
mengetahui biaya dan keuntungan pemasaran, mengetahui marjin pemasaran, serta 
mengetahui bagian harga yang diterima petani (farmers’ share). Metode yang 
digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan 41 petani sebagai responden melalui 
Simple Random Sampling, sedangkan pedagang perantara ditentukan dengan 
Snowball Sampling. Hasil penelitian menemukan tiga pola saluran pemasaran: (1) 
petani–pengecer–konsumen; (2) petani–pengumpul–pengecer–konsumen; (3) 
petani–pengumpul–pedagang besar–pengecer–konsumen. Biaya pemasaran pada 
saluran 1 adalah Rp 2.660/kg (pengecer). Pada saluran 2, biaya pemasaran sebesar 
Rp 616,67/kg (pengumpul) dan Rp 1.460/kg (pengecer). Pada saluran 3, biaya 
pemasaran sebesar Rp 540/kg (pengumpul), Rp 660/kg (pedagang besar), dan Rp 
1.345,71/kg (pengecer). Keuntungan pemasaran pada saluran 1 sebesar Rp 340/kg 
(pengecer). Pada saluran 2, keuntungan pemasaran sebesar Rp 383,33/kg 
(pengumpul) dan Rp 2.540/kg (pengecer). Pada saluran 3, keuntungan pemasaran 
sebesar Rp 460/kg (pengumpul), Rp 1.340/kg (pedagang besar), dan Rp 654,29/kg 
(pengecer). Marjin pemasaran pada saluran 1 sebesar Rp 3.000/kg (pengecer). Pada 
saluran 2, marjin pemasaran sebesar Rp 1.000/kg (pengumpul) dan Rp 4.000/kg 
(pengecer). Pada saluran 3, marjin pemasaran sebesar Rp 1.000/kg (pengumpul), 
Rp 2.000/kg (pedagang besar), dan Rp 2.000/kg (pengecer). Nilai farmers’ share 
pada saluran 1 adalah 86,36%, sedangkan pada saluran 2 dan 3 masing-masing 
sebesar 77,27%. Temuan ini menunjukkan bahwa panjang rantai pemasaran 
berpengaruh terhadap distribusi biaya, keuntungan, dan marjin di antara pelaku, 
serta menurunkan proporsi harga yang diterima petani.