Partisipasi Pemilih Disabilitas Pada Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024 di Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis

Abstract

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan elemen penting dalam menjaga kedaulatan rakyat dan mewujudkan demokrasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana partisipasi pemilih disabilitas pada Pemilihan Kepala Daerah 2024 di Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Metode Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan melakukan kegiatan Studi Kepustakaan, Studi Lapangan dan Analisis Data. Teknik pengolahan data yang digunakan yakni Tahapan Pengumpulan Data, Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 (Tujuh) orang yang terdiri dari Camat Kecamatan Baregbeg, Sekretaris Camat Kecamatan Baregbeg, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Ketua Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam), Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS), Pemilih Disabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa Partisipasi Pemilih Disabilitas Pada Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024 di Kecamatan Baregbeg termasuk kedalam . Penelitian ini menggunakan teori Ramlan Surbakti dalam mengkaji 10 (sepuluh) dimensi tersebut, dimensi yang belum optimal diantaranya dimensi Melaksanakan Sosialisasi yang belum secara khusus menjangkau pemilih disabilitas dan terhambat oleh aksesibilitas individu untuk hadir. Kemudian, Dimensi Pendidikan Pemilih terkendala keterbatasan SDM dan Anggaran. Dimensi Memilih Pasangan Calon Tertentu dalam indikator ikutserta dalam kegiatan musyawarah dalam perumusan kebijakan visi misi belum optimal hal ini disebabkan belum adanya upaya dari individu untuk terlibat serta belum adanya ajakan khusus dari partai politik untuk ikut terlibat dalam kegiatan bersama partai politik. Dimensi Memberikan Suara juga masih belum masif karena mobilitas terbatas untuk ke TPS. Pemilih disabilitas juga kurang terlibat dalam Dimensi Mendukung Peserta Tertentu karena keterbatasan ruang publiknya, dimensi Pengoorganisasian belum optimal hal ini disebabkan belum terbentuknya organisasi disabilitas yang mewakili representatif mereka. Hambatan aksesibilitas penerimaan informasi dan mobilitas individu menjadi penghambat dalam Dimensi Menyampaikan Hasil Pemantauan dan Pengaduan Tentang Dugaan Pelanggaran. Selain itu, Dimensi Menyebarluaskan Survey belum sepenuhnya optimal karena belum banyak lembaga yang melibatkan pemilih disabilitas. Penyebarluasan Hasil Quick Count oleh pemilih disabilitas juga belum masif karena keterbatasan mereka. Upaya yang dilakukan yakni sosialisasi intensif, pemberian fasilitas akses dan bantuan di TPS, Koordinasi dan sinkronisasi data, penyediaan informasi yang mudah diakses.