Abstract:
Penyebaran Islam oleh tokoh agama dan ulama lokal sangat penting dalam mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam di tengah masyarakat, salah satunya adalah K.H. Ahmad Sobrowi, tokoh ulama terkemuka di Kota Banjar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui biografi K.H. Ahmad Sobrowi dalam penyebaran agama Islam di Dusun Randegan, Kota Banjar, Jawa Barat pada tahun 1958-1997, untuk mengetahui Hijarah dan kiprah dalam menyebarkan ajaran Islam, dan untuk menganalisis dampak penyebaran agama Islam terhadap kehidupan sosial dan agama masyarakat Dusun Randegan selama periode tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu historical research dengan pendekatan kualitatif, yang memungkinkan analisis mendalam terhadap berbagai sumber sejarah. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, obervasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa K.H. Ahmad Sobrowi, kelahiran Kebumen tahun 1917, memainkan peran penting dalam transformasi keagamaan dan sosial di Dusun Randegan I, Kota Banjar, hingga wafatnya pada tahun 1997. Melalui pendekatan dakwah yang strategis dan bertahap, beliau berhasil mengislamkan mayoritas masyarakat melalui partisipasi sosial, toleransi terhadap budaya lokal, dan pembangunan infrastruktur keagamaan seperti Masjid Al-Amanah. Keberhasilannya tidak hanya terletak pada penyebaran ajaran Islam, melainkan juga pada kemampuannya mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan tradisi leluhur, menciptakan masyarakat Muslim yang harmonis, toleran, dan berbudaya
Description:
Bangsa Indonesia, sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, suku, dan agama yang sangat kaya. Di antara keberagaman tersebut, Islam menjadi agama mayoritas yang dianut oleh sebagian besar penduduknya. Agama Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, telah mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari sosial, budaya, ekonomi, hingga politik. Penyebaran Islam di Jawa Barat memiliki sejarah yang panjang dan menarik, diwarnai oleh berbagai tokoh dan peristiwa penting didalamnya. Kedatangan Islam ke Indonesia berlangsung secara bertahap, dimulai sekitar abad ke-7 melalui para pedagang Arab dan India. Proses islamisasi ini berlangsung damai, tanpa penaklukan militer yang signifikan. Perkembangan Islam di Indonesia semakin meluas melalui kegiatan perdagangan, pendidikan, dan perkawinan. Islam menyebar melalui jalur perdagangan, pernikahan, dan dakwah para ulama. Kerajaan-kerajaan Islam mulai bermunculan, seperti Samudra Pasai di Aceh dan Demak di Jawa, yang kemudian berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara (Harman et al., 2022). Setelah Kerajaan-kerajaan Islam mulai bermunculan, seperti Samudra Pasai di Aceh dan Demak di Jawa, yang kemudian berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara, para ulama dan pedagang Muslim juga turut berkontribusi dalam memperluas pengaruh Islam melalui aktivitas dakwah dan perdagangan di berbagai wilayah. Akulturasi budaya antara nilai-nilai Islam dengan tradisi lokal juga menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan penyebaran Islam di Nusantara. Proses akulturasi ini menghasilkan bentuk-bentuk ekspresi keagamaan yang unik dan khas di Indonesia, seperti tradisi selamatan, upacara adat yang diwarnai nilai-nilai Islam, serta seni kaligrafi yang menggabungkan unsur lokal dengan ajaran agama. Menurut Faslah & Yanti (2020) perkembangan Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, terjadi karena adanya akulturasi antara ajaran Islam dengan budaya Jawa yang kuat. Wali Songo, sembilan tokoh penyebar Islam di Jawa, memainkan peran penting dalam proses islamisasi dengan pendekatan kultural yang damai. Mereka menggunakan media seni dan budaya, seperti wayang dan gamelan, untuk menyampaikan ajaran Islam. Kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak, Mataram, dan Cirebon turut berperan dalam memperkuat posisi Islam di Jawa, meskipun praktik-praktik sinkretis antara Islam dan kepercayaan lokal masih bertahan hingga saat ini, menunjukkan betapa fleksibel dan adaptifnya Islam dalam merespons konteks budaya setempat. Perjuangan dan peran Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia memiliki banyak peran diantaranya peran dalam bidang Pendidikan, Politik, dan Bidang Dakwah yang dijelaskan sebagai berikut (Siti et. al, 2022) :
a. Dalam bidang pendidikan, peran Wali Songo dalam bidang pendidikan terlihat secara eksplisit dalam mendirikan pesantren.
b. Dalam bidang politik, peran Wali Songo sangay besar akan pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di pulau Jawa seperti menjadi penasihat raja.
c. Dalam bidang dakwah, peran Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam dari satu daerah ke daerah lainnya cukup dominan dalam bidang Dakwah, baik dakwah melalui lisan, maupun kesenian seperti halnya wayang dan lainnya.