Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil observasi yang dilakukan dan
menemukan suatu masalah yaitu belum optimalnya partipasi politik pemilih pemula
pada pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Ciamis tahun 2024.1)Masih
kurangnya partisipasi dikalangan pemilih pemula. Hal ini terlihat dari kurangnya
kepedulian para pemilih pemula terhadap pemilihan Kepala daerah di Kabupaten
Ciamis. 2)Kurangnya informasi politik bagi pemilih pemula. Hal ini terlihat dari
kurangnya informasi partai pengusung dari calon Kepala Daerah. 3)Kurangnya
sosialisasi dari KPU terhadap pemilih pemula mengenai Pilkada 2024 di Kabupaten
Ciamis. Hal ini terlihat dari kurangnya pengetahuan para pemilih pemula mengenai
Pilkada di Kabupaten Ciamis. Desain penelitian yang digunakan adalah
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer adalah 7
orang yang diwawancarai. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan, studi lapangan (observasi, wawancara, dan dokumentasi).
Teknik analisis/pengolahan data dalam penelitian yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa partisipasi politik pemilih pemula sudah berjalan berdasarkan pendapat
menurut Myron Weiner, (1991) dalam Anggara, (2013:146) yang
memformulasikan adanya 5 (lima) dimensi yang mempengaruhi partisipasi politik,
yaitu : Modernisasi, Perubahan-perubahan struktur kelas sosial, Pengaruh kaum
intelektual dan Komunikasi massa modern, Konflik di antara kelompok-kelompok
pemimpin politik, Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan
sosial,ekonomi, dan kebudayaan. Akan tetapi belum optimal, karena masih
ditemukannya permasalahan. Adapun hambatan-hambatan di antaranya kurangnya
literasi digital pemilih pemula dan pemilih pemula belum bisa membedakan
kebenaran informasi. Hambatan lainnya kurangnya pemahaman pemilih pemula
mengenai visi misi calon. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
di atas di antaranya yaitu pemilih pemula harus lebih selektif dalam memuat
informasi yang ada di sosial media sehingga tidak dengan mudah menggiring opini
yang belum jelas kebenarannya. Upaya lainnya terkait persepsi pemilih pemula
terhadap pemilihan kepala daerah yaitu harus ada strategi komunikasi politik yang
lebih mengadaptasi kebiasaan pemilih pemula dalam penerimaan informasi.