Abstract:
Tradisi lokal memiliki peran strategis dalam menjaga kohesi sosial masyarakat. Salah satunya adalah Tradisi Ngikis di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Tradisi ini tidak hanya sarat nilai spiritual, tetapi juga mencerminkan modal sosial penghubung (bridging social capital) yang memperkuat interaksi lintas kelompok sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Tradisi Ngikis dalam pembentukan modal sosial penghubung di tengah tantangan modernisasi dan disrupsi teknologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Sumber data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi terhadap tokoh adat, juru kunci, masyarakat lokal, dan Dinas Kebudayaan. Teknik analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Ngikis mampu menciptakan jaringan sosial yang luas, membangun kepercayaan, melestarikan nilai dan norma, serta mendorong keterlibatan sosial dan kerja sama lintas generasi. Namun, keberlanjutan tradisi ini menghadapi tantangan berupa menurunnya partisipasi generasi muda, dampak individualisme, serta kurangnya dukungan kebijakan. Kesimpulannya, Tradisi Ngikis memiliki potensi besar dalam memperkuat modal sosial penghubung jika dikelola secara adaptif dan inklusif terhadap dinamika masyarakat modern.
