Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal cerita kontekstual ditinjau dari gaya belajar Honey-Mumford, yaitu aktivis, reflektor, teoris, dan pragmatis. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan subjek penelitian sebanyak delapan siswa kelas VIII SMPN 5 Cipatujah yang dipilih berdasarkan hasil angket gaya belajar. Instrumen penelitian berupa angket, tes uraian kontekstual, dan pedoman wawancara. Analisis kemampuan komunikasi matematis mengacu pada tiga indikator: drawing, written text, dan mathematical expression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar aktivis unggul pada aspek drawing dan mathematical expression, tetapi lemah dalam written text. Siswa reflektor menunjukkan kemampuan yang baik dalam semua indikator, meskipun cenderung berhati-hati dalam menyampaikan jawaban. Siswa teoris memiliki kemampuan yang relatif stabil namun terkadang terlalu fokus pada teori, sehingga kurang fleksibel dalam soal kontekstual. Sementara itu, siswa dengan gaya belajar pragmatis cenderung kuat dalam aspek written text dan mathematical expression, namun lemah dalam merepresentasikan ide melalui gambar atau diagram. Temuan ini menegaskan pentingnya memperhatikan gaya belajar siswa dalam merancang pembelajaran matematika, agar komunikasi matematis dapat berkembang secara optimal.