Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, menuntut sumber daya manusia berkualitas yang didukung oleh pendidikan yang mengembangkan potensi berpikir kreatif siswa, namun observasi di SMKN 1 Rajadesa menunjukkan metode pembelajaran konvensional (ceramah) dominan dan nilai rata-rata mata pelajaran Akuntansi Dasar masih rendah, jauh di bawah KKTP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang menggunakan model Problem-Based Learning (PBL) pada pengukuran awal (pretest) dan akhir (posttest), perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang menggunakan pembelajaran konvensional pada pretest dan posttest, serta perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik antara kelompok PBL dan konvensional pada posttest. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan bentuk quasi-experimental dan desain Nonequivalent Control Group Design, melibatkan dua kelas sebagai kelas eksperimen (PBL) dan kelas kontrol (konvensional) yang diberikan pretest dan posttest. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan signifikan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model PBL dari pretest ke posttest (N-Gain 0,74 kategori tinggi), terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional dari pretest ke posttest (N-Gain 0,61 kategori sedang), dan terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kreatif antara kelompok PBL dan konvensional pada posttest, menunjukkan efektivitas model PBL untuk pembelajaran akuntansi.
