Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika politik yang terjadi dalam pemilihan kepala daerah dengan calon tunggal di Kabupaten Ciamis pada tahun 2024. Fenomena calon tunggal dalam pilkada merupakan gejala politik yang semakin marak terjadi di Indonesia dan memunculkan persoalan dalam konteks demokrasi lokal, seperti lemahnya kompetisi politik, dominasi elite, serta terbatasnya pilihan bagi pemilih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teori elite sebagai pisau analisis, khususnya teori yang dikemukakan oleh Mufti (2019) yang membagi elit dalam tiga dimensi utama: kedudukan elite dalam struktur masyarakat, lembaga atau organisasi, dan sumber daya kekuasaan. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dari berbagai informan, termasuk partai politik, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan pemilih kotak kosong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dominasi pasangan calon petahana Herdiat-Yana didukung oleh seluruh partai politik di Ciamis, menjadikan tidak adanya kandidat penantang. Masyarakat merespons dengan berbagai cara, mulai dari menerima hingga memilih kotak kosong sebagai bentuk protes. Fenomena ini mencerminkan keterbatasan demokrasi substantif di tingkat lokal. Penelitian ini merekomendasikan perlunya reformasi sistem pencalonan kepala daerah dan penguatan partisipasi politik masyarakat agar tercipta kompetisi politik yang sehat dalam pilkada di masa mendatang.
