Abstract:
MUHAMMAD SULTAN. 2025. Pengelolaan Destinasi Wisata Situ Lengkong
Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis. Program Studi Ilmu Pemerintahan,
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Galuh.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dalam Pengelolaan Destinasi
Wisata Situ Lengkong oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis diantaranya:
Organisasi kelompok kerja (POKDARWIS) yang mengelola Destinasi Wisata Situ
Lengkong sudah ada, tetapi Pokdarwis yang sudah dibentuk belum sepenuhnya
aktif dalam Pengelolaan Destinasi Wisata Situ Lengkong, Dinas Pariwisata
Kabupaten Ciamis belum sepenuhnya untuk mengikutsertakan masyarakat dalam
mengelola Destinasi Wisata Situ Lengkong, Dinas Pariwisata belum sepenuhnya
melaksanakan Bimbingan Teknis bagi masyarakat lokal seperti pelatihan menjadi
pemandu wisata (tour guide) serta pelatihan pembuatan souvenir yang menjadi ciri
khas dari Destinasi Wisata Situ Lengkong. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya
keterampilan masyarakat sekitar dalam partisipasi pengelolaan destinasi wisata.
Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Pengelolaan Destinasi Wisata
Situ Lengkong oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini
sebanyak 6 orang. Adapun teknik pengumpulan datanya yaitu studi kepustakaan,
studi lapangan (wawancara dan observasi serta dokumentasi). Teknik
pengolahan/analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan
keabsahan data. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Pengelolaan Destinasi Wisata
Situ Lengkong oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis, belum dilakukan secara
optimal sesuai dengan pendapat George R Terry (2020:15) mengenai empat fungsi
manajemen (pengelolaan). Hambatan-hambatan yang dihadapi berupa rendahnya
kapasitas SDM masyarakat lokal dalam manajemen wisata, pelayanan, promosi,
dan pengelolaan profesional, kurangnya kesadaran dan partisipasi aktif pengunjung
dan pelaku wisata terhadap pelestarian lingkungan, minimnya sosialisasi dan
pengawasan menyebabkan aturan pelestarian tidak konsisten, kurangnya
pemahaman anggota POKDARWIS tentang tugas dan tanggung jawab mereka,
minimnya komunikasi dan evaluasi rutin dari Dinas Pariwisata terhadap pengelola
lokal. Upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu Dinas Pariwisata dan Pemerintah
Desa melakukan pelatihan, pembinaan, dan peningkatan keterampilan masyarakat
lokal. Upaya promosi dilakukan melalui media digital, lomba kreatif, dan kerja
sama dengan konsultan profesional. Sosialisasi regulasi berbasis CHSE serta
pelibatan kelompok masyarakat dalam pelestarian lingkungan diperkuat.