Abstract:
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses internalisasi nilai-nilai kearifan lokal tradisi Ngabuku Taun ke dalam pembelajaran sejarah di kelas X SMA Negeri 1 Pangandaran. Dalam era globalisasi, pentingnya penguatan identitas budaya melalui pendidikan menjadi fokus utama, khususnya dalam pengembangan karakter peserta didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa: nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi Ngabuku Taun mencakup nilai gotong royong, refleksi diri, rasa syukur, dan harapan. Proses pembelajaran sejarah di SMAN 1 Pangandaran telah mengintegrasikan pendekatan kontekstual dan berbasis budaya lokal dan internalisasi nilai-nilai kearifan lokal dilakukan melalui berbagai strategi seperti diskusi kelas, studi kasus, kunjungan situs budaya, serta penggunaan media pembelajaran berbasis tradisi lokal. Kendala yang dihadapi meliputi kurangnya sumber tertulis dan pemahaman guru yang terbatas terhadap nilai-nilai kearifan lokal. Oleh karena itu, disarankan agar sekolah meningkatkan kompetensi guru dan memperkaya bahan ajar yang berbasis kearifan lokal. Oleh karena itu, disarankan agar sekolah memperluas bahan ajar berbasis budaya lokal dan meningkatkan kompetensi guru dalam mengintegrasikan tradisi lokal ke dalam pembelajaran. Dengan demikian, proses internalisasi nilai-nilai kearifan lokal tradisi Ngabuku Taun dapat berjalan secara optimal dan memberikan dampak positif terhadap penguatan karakter dan identitas budaya peserta didik.
Kata Kunci: Internalisasi, Nilai, Kearifan Lokal, Tradisi Ngabuku Taun, pembelajaran Sejarah
ABSTRACT
This study aims to examine the process of internalizing local wisdom values from the Ngabuku Taun tradition into history learning in Grade X at SMA Negeri 1 Pangandaran. In the era of globalization, the importance of strengthening cultural identity through education has become a central focus, particularly in the development of students' character. This research employed a descriptive qualitative approach using a case study method. Data were collected through participant observation, in-depth interviews, and documentation. The data analysis technique utilized the Miles and Huberman model, which includes data reduction, data display, and conclusion drawing. The findings reveal that the Ngabuku Taun tradition encompasses local wisdom values such as mutual cooperation, self-reflection, gratitude, and hope. The history learning process at SMA Negeri 1 Pangandaran has integrated contextual and culturally based approaches, while the internalization of these values is implemented through various strategies such as classroom discussions, case studies, cultural site visits, and the use of local tradition-based learning media. Challenges encountered include a lack of written reference materials and limited teacher understanding of the values embedded in local wisdom. Therefore, it is recommended that schools enhance teacher competencies and expand learning materials based on local culture to better integrate traditional values into the curriculum. By doing so, the internalization of Ngabuku Taun's local wisdom values can be optimized and positively contribute to the strengthening of students’ character and cultural identity.
Keyword: Internalization, Values, Local Wisdom, Ngabuku Taun Tradition, History Learning
