dc.description.abstract |
Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan belum optimalnya Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pada Kelompok Wanita Tani Di Kelurahan Sindangrasa Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, ditemukan beberapa indikator masalah yaitu: 1) Kurangnya inovasi penyuluh pertanian dalam memberikan pelatihan kepada kelompok wanita tani mengenai teknik pengolahan pascapanen, 2) Kurangnya kemampuan penyuluh pertanian dalam memberikan solusi terhadap masalah pertanian di lapangan, 3) Kurangnya penyesuaian metode penyuluhan dengan dengan karakteristik anggota kelompok. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pada Kelompok Wanita Tani Di Kelurahan Sindangrasa Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis? Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu: Kepala BPP. Koordinator Penyuluh Pertanian, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Lurah Sindangrasa, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT). Teknik pengolahan data/analisis data melalui reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Kemudian untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi sumber data. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pada Kelompok Wanita Tani Di Kelurahan Sindangrasa Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis yang diukur dengan 6 dimensi dan terdiri dari 14 indikator, diketahui bahwa 6 indikator sudah berjalan optimal, sementara 8 indikator belum berjalan secara optimal. Hal tersebut terjadi karena masih ada beberapa hambatan yang meliputi: kurangnya program yang inovatif dan berkelanjutan, kurangnya intensitas dan pemerataan pelatihan, keterbatasan waktu dan anggaran penyuluhan, serta kurangnya penyesuaian metode penyuluhan dengan karakteristik anggota kelompok. Adapun upaya-upaya untuk mengatasi hambatan–hambatan yaitu dengan meningkatkan koordinasi dengan sesama penyuluh dan instansi terkait untuk merancang program pelatihan yang lebih inovatif dan berkelanjutan, menyusun jadwal pendampingan berbasis kebutuhan kelompok, memanfaatkan teknologi komunikasi untuk menjangkau kelompok secara lebih luas dan cepat, serta mulai menyesuaikan metode penyuluhan dengan pendekatan praktik langsung. |
en_US |