Abstract:
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Keterlambatan diagnosis pasien TB dapat
meningkatkan resiko penularan selama periode keterlambatan tersebut. Salah satu
faktor yang memepengaruhi keterlambatan TB Paru adalah tingkat pengetahuan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di UPT Puskesmas Tarogong
menunjukkan hasil 3 pasien mengatakan tidak mengetahui tentang TB paru
sebelum terdiagnosa dan 1 orang mengetahui gejala yang dialaminya merupakan
gejala TB paru. 1 orang di obati dengan keluhan atau gejala TBC 2-3 minggu dan
2 orang di obati dengan keluhan atau gejala TBC lebih dari 3 bulan dan 1 orang di
diagnosis pada bulan ke 5 sejak ada keluhan..
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
dengan keterlambatan diagnosis pasien TB di UPT Puskesmas Tarogong Kab.
Garut. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif korelasi dengan desain penelitian
cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sebanyak 31
Responden yaitu pasien terdiganosis TB dan masih dalam masa pengobatan. Hasil
penelitian hampir sebagian pasien TB (38,7%) memiliki tingkat pendidikan yang
kurang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sebagian bersar (54,8%)
mengalami keterlambatan.
Hasil Analisis bivariat menunjukkkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan dengan keterlambatan diagnosis Pasien TB di UPT Puskesmas
Tarogong. Dengan nilai Pvalue = 0,000 dimana < 0,05. Diharapkan adanya
peningkatan pengetahuan tentang Tuberculosis paru pada masyarakat agar lebih
memeriksakan dirinya lebih cepat dan tepat sehingga tidak mengalami
keterlambatan.