Abstract:
Penelitian ini mengkaji kebijakan Pemerintah Hindia Belanda terkait pembangunan dan pengelolaan Kanal Kaliyasa di Cilacap pada periode 1831 hingga 1942 serta dampaknya terhadap dinamika sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Kanal Kaliyasa dibangun sebagai proyek infrastruktur strategis yang menghubungkan Sungai Serayu dengan Pelabuhan Cilacap guna mempercepat pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman Banyumas menuju daerah ekspor. Untuk mendukung proyek ini, pemerintah kolonial menerapkan kerja paksa (rodi), menggunakan sistem tanam paksa (cultuurstelsel) sebagai sumber pembiayaan, serta memberlakukan pengawasan ketat terhadap navigasi dan penggunaan kanal. Pengelolaan kanal juga mencakup pengerukan secara berkala, pembangunan tanggul, serta dermaga dan infrastruktur pendukung lainnya.
Penelitian ini menggunakan metode historis dengan pendekatan kualitatif, melalui tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan analisis arsip kolonial. Sumber primer terdiri dari dokumen resmi pemerintah, peta kanal, dan laporan kolonial, sedangkan sumber sekunder diperoleh dari buku, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan tersebut menyebabkan pergeseran signifikan dalam sistem transportasi dan struktur ekonomi Cilacap, dari berbasis pertanian ke ekonomi berbasis upah. Masyarakat mulai bekerja sebagai buruh pelabuhan dan jasa. Nilai-nilai tradisional seperti gotong royong mulai tergeser oleh budaya kerja individualistik kolonial. Selain itu, kebijakan kanal memperparah kesenjangan sosial antara golongan Eropa, Timur Asing, dan pribumi, serta menjadi alat dominasi ekonomi-politik yang membentuk ulang struktur sosial masyarakat Cilacap.