Abstract:
Dalam industri bingkai screen sablon di rancah, masih terdapat keterbatasan dalam desain alat bantu kerja yang memperhatikan faktor antropometri pekerja. Banyak alat bantu kerja yang belum mempertimbangkan variasi ukuran tubuh pekerja, yang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan, kelelahan, risiko cedera, dan penurunan efisiensi kerja. Selain itu, industri ini juga menghadapi tantangan dalam hal ergonomi, karena pekerja sering kali harus mengoperasikan mesin-mesin yang kompleks dan melakukan gerakan yang repetitif.
Metode antropometri merupakan pendekatan yang berfokus pada pengukuran ukuran, proporsi, dan dimensi tubuh manusia. Dalam konteks desain alat bantu kerja, metode antropometri dapat menjadi landasan yang kuat untuk merancang alat bantu kerja yang sesuai dengan karakteristik fisik pekerja. Dengan memperhatikan variasi ukuran tubuh antar individu, desain alat bantu kerja yang tepat dapat meningkatkan kenyamanan, mengurangi kelelahan, meminimalkan risiko cedera, dan meningkatkan efisiensi kerja secara keseluruhan. yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang presisi, seperti penggaris, pengukur lingkar, dan alat pengukur elektronik. Pengukuran dilakukan pada berbagai titik tubuh, seperti tinggi badan, lebar bahu, lingkar pinggang, dan panjang lengan untuk mengetahui desain alat kerja yang ergonomis.
Hasil dari penelitian ini adalah desain baru alat kerja yang ergonomis pada mesin ampelas.
