Abstract:
STEMI dapat ditegakkan jika ditemukan gejala angina pectoris akut dengan hasil pembacaan elektokardiografi (EKG) terdapat elevasi di segmen ST yang persisten pada dua sadapan yang berdekatan. Relaksasi nafas dalam merupakan manajemen nyeri non farmakologi yang lebih ekonomis dan tidak ada efek sampingnya jika dibandingkan dengan penggunaan manajemen nyeri dengan farmakolog. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh relaksasi nafas dalam kombinasi terapi farmakologi terhadap nyeri pada pasien STEMI di ruang Melati RSUD Majenang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode studi kasus. Pada penelitian ini hanya dilakukan perlakuan pada satu kelompok tanpa kontrol. Efektifitas perlakuan dinilai dengan cara membandingkan sebelum dan sesudah tindakan intervesi keperawatan pada nyeri akut pasien STEMI. Hasil uji pada pasien STEMI saat sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi nafas dalam kombinasi terapi farmakologi menunjukkan nyeri akut pada skala 4 sebelum intervensi relaksasi nafas dalam kombinasi terapi farmakologi dan skala 2 setelah mendapatkan intervensi relaksasi nafas dalam kombinasi terapi farmakologi, berarti ada pengaruh relaksasi nafas dalam kombinasi terapi farmakologi terhadap pasien STEMI di ruang Melati RSUD Majenang. Ada penurunan level nyeri dari Skala nyeri 3-4 ke skala 2 setelah dilakukan relaksasi nafas dalam dikombinasikan dengan terapi farmakologi terhadap Ny.R pasien STEMI dengan diagnosa keperawatan Nyeri