Abstract:
Pendahuluan: Gagal napas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbon dioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen (O2) dan pembentukan karbon dioksida (CO2) dalam sel-sel tubuh. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas terjadi karena dampak dari pengeluaran dahak yang tidak lancar dapat menyebabkan penderita mengalami kesulitan bernafas dan gangguan pertukaran gas didalam paru-paru. Fisioterapi dada adalah suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas perkusi dan vibrasi, postural drainase, latihan pernapasan/napas dalam, dan batuk yang efektif. Posisi elevasi kepala adalah posisi berbaring dengan bagian kepala tempat tidur ditinggikan dengan berbagai ketinggian posisi tempat tidur dengan indikasi tidak melakukan manuver daerah leher dan extremitas bawah dalam posisi lurus tanpa adanya flexi dengan cara meninggikan kepala 45 derajat. Metode: penelitian ini menggunakan desain studi kasus tunggal dengan sampel penelitian adalah pasien gagal nafas dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif dan intervensi yang dilakukan berupa fisioterapi dada dan elevasi kepala 45 derajat. Hasil dan pembahasan: setelah dilakukan implementasi elevasi kepala 45 derajat dan kombinasi dengan fisioterapi dada selama 4 hari berturut turut pada masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif terhadap Tn. A dengan diagnose gagal napas terbukti efektif, dibuktikan dengan adanya penurunan suara napas tambahan, perbaikan pernapasan dan saturasi oksigen. Kesimpulan: Diagosis yang ditemukan pada penelitian ini adalah Bersihan jalan napas tidak efektif, Gangguan ventilasi spontan, Defisit nutrisi. Intervensinya pada masalah bersihan jalan nafas adalah manajeman jalan nafas dengan fokus pada fisioterapi dada dan elevasi kepala 45 derajat