Abstract:
Agribisnis jagung hibrida melibatkan seluruh rantai nilai dari pemilihan benih sampai pemasaran hasil panen, namun perkembangannya di Indonesia masih fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). menganalisis prospek perkembangan harga input (pupuk, pestisida, benih), luas tanam, produksi dan harga jagung pipil; dan 2). merumuskan strategi pengembangan agribisnis jagung hibrida. Penelitian berjenis kuantitatif dan bermetode survey ini dilaksanakan di Desa Danasari, Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis dari bulan Mei sampai Juni 2024. Data primer dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dan mendalam kepada 29 orang petani dan kepada tiga orang informan (penyedia saprotan, pedagang besar, jasa penunjang). Data yang terkumpul dianalisis dengan pendekatan time series dan SWOT. Hasil penelitian mengungkap bahwa harga jagung diprediksi akan mengalami kenaikan secara bertahap dari Rp. 5.440 per kilogram pada tahun 2025, pada tahun 2029 menjadi Rp. 6.640 per kilogram. Produksi mengalami penurunan setiap tahun, pada tahun 2025 yaitu 213,4607/ton, pada tahun 2029 menjadi -452,316/ton. Luas lahan jagung berkurang dari -2.994,56/ha pada tahun 2025, sedangkan di tahun 2029 menjadi -8.224,4/ha. Harga pupuk urea dan pupuk phonska tetap stabil di Rp. 2.250 dan Rp. 2.300 per kilogram masing-masing, sedangkan harga benih dan pestisida tidak berubah di Rp. 50.000 per kilogram selama periode 2025-2029. Strategi pengembangan agribisnis jagung hibrida berada pada strategi agresif yang ditandai oleh adanya kekuatan dan peluang dalam memanfaatkan peluang, baik permintaan tinggi, kebijakan pemerintah yang memihak pada pengembang agribisnis jagung, jangkauan pasar lain maupun harga yang kompetitif.