Abstract:
Proyek konstruksi merupakan salah satu bidang pekerjaan yang mempunyai risiko kecelakaan kerja yang tinggi dengan kemungkinan akibat kecelakaan kerja yang serius. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang komprehensif dan terstruktur sebagai acuan bagi konsultan, kontraktor dan para pekerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif. Menanggapi hal tersebut, dilakukanlah penelitian dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan K3 dan faktor yang mempengaruhi penerapan K3 pada proyek pembangunan gedung Puskesmas Panjalu tahap II. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif melalui survei dan lembar kuisioner yang dibagikan kepada 25 orang pekerja di proyek pembagunan gedung Puskesmas Panjalu. Kemudian data diolah dengan menggunakan metode pembobotan (scoring) dan juga dilakukan uji instrumen penelitian menggunakan SPSS 22 yaitu uji validitas dan korelasi, uji reliabilitas, dan uji normalitas. Berdasarkan hasil penelitian , total keberhasilan penerapan K3 di proyek pembangunan Puskesmas Panjalu mencapai nilai 82,87% dan menurut Permenaker Nomor: 26/MEN/2014, tergolong dalam tingkat pencapaian nomor 2 yaitu untuk nilai 60-84% diberikan sertifikat dan bendera perak. Ditinjau dari analisis pelaksanaannya, faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan K3 diantaranya : perusahaan belum secara maksimal memberikan pelatihan K3 bagi setiap pekerja dan para pekerja masih ada yang belum bisa secara optimal menggunakan pekakas atau alat khusus dan APD yang lengkap saat bekerja, juga masıh ada pekerja yang tidak setuju jika perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada para pekerjanya.
