Karakteristik Pelaku Agribisnis Jagung di Kecamatan Jatinagara Kabupaten Ciamis

Abstract

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang berperan penting kedua setelah padi dan merupakan bahan pangan untuk Indonesia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk dan pesatnya sektor industri khususnya industri pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: karakteristik pribadi dan karakteristik usaha pelaku agribisnis jagung di Kecamatan Jatinagara Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan penarikan sampel dilakukan secara sengaja (purposive) terhadap pelaku agribisnis jagung sebanyak 44 orang, terdiri dari pelaku subsistem hulu, subsistem produksi, subsistem hilir, dan pelaku pada subsistem penunjang/kelembagaan. Data primer dan sekunder dikumpulkan menggunakan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik Pribadi pelaku agribisnis jagung dilihat dari umur sebagian besar kategori produktif dengan jumlah persentase 93,18% dengan pengalaman berusaha tani jangung rata-rata 6-10 tahun. Tingkat Pendidikan pelaku agribisnis sebagian besar tamatan SMP dengan jumlah persentase 47,72%. Sedangkan untuk luas lahan/unit usaha rata-rata masih di bawah 0,5 Ha. Untuk motivasi karakteristik pribadi pelaku agribisnis jagung sangat tinggi dengan persentase sebesar 61,36%. Sedangkan untuk tingkat kekosmopolitan-nya sangat tinggi dengan persentase-nya sebesar 61,36%. Karakteristik Usaha pelaku agribisnis jagung dilihat dari sekala usaha menggunakan usaha mikro dengan persentase 97,73%. Akan tetapi sebagian besar petani jagung kini beralih fungsi ke tanaman singkong dikarenakan terdapat serangan hama monyet yang semakin banyak. Status usaha sebagian besar dalam bentuk milik pribadi dengan persentase Sumber modal sebagian besar modal pribadi dengan persentase 95,46%. Kolaborasi yang dijalin sangatlah baik antara petani dengan penyedia sarana produksi, distributor, dan penyuluh. Untuk kepemilikan teknologi berupa alat komunikasi hampir keseluruhan petani memilikinya tetapi untuk alat mesin pertanian hanya sebagian besar yang sanggup membeli dan memilikinya.