Perencaan Arsitektur Sistem Informasi Dengan Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (EAP) Pada UD. AMANJAYA 03 Dayeuhluhur

Abstract

Melihat peningkatan dalam permintaan kebutuhan masyarakat umum akan penggunaan atau olahan kayu, UD. Amanjaya 03 hadir sebagai perusahaan kayu yang bergerak di bidang usaha perdagangan. UD. Amanjaya berfokus pada penjualan barang mentah, yaitu menjual kayu dalam bentuk kayu bulat dan kayu balok serta hanya melakukan proses jual beli kayu, pemotongan, dan pemasaran. Namun, dalam proses penggajian dan absensi karyawan masih menggunakan proses manual. Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pengusaha dalam menjalankan aktivitas usahanya. Atas dasar itulah peneliti mengajukan judul penelitian, “Perencanaan Arsitektur Sistem Informasi Dengan Menggunakan Metode EAP Pada UD. Amanjaya 03 Dayeuhluhur”. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Enterprise Architecture Planning (EAP). a) Lapisan 1 – Inisialisasi perencanaan Tahap ini menjelaskan cara memulai EAP, termasuk metodologi yang digunakan, siapa saja yang harus terlibat, dan peralatan apa yang digunakan. Hal ini akan menghasilkan rencana kerja yang lebih baik. b) Lapisan 2 – Tinjauan kondisi enterprise saat ini Tahap ini menjelaskan cara mengumpulkan informasi dan pengetahuan dasar mengenai bisnis untuk menjalankan bisnis, serta mengidentifikasi sistem aplikasi dan platform teknologi saat ini. c) Lapisan 3 – Tinjauan rencana enterprise dimasa depan. Pada tahap ini akan dilakukan 3 hal yaitu: 1) Data architecture, yaitu mendefinisikan jenis data yang diperlukan untuk kebutuhan bisnis. 2) Application architecture, yaitu mendefinisikan jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. 3) Technology architecture, yaitu mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan bagi aplikasi yang mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. implementasinya dibuat jadwal Implementasi berdasarkan urutan implementasi aplikasi yang sudah dibuat dan disertakan gambaran rekomendasi blueprint. Harus adanya komitmen yang kuat dari manajemen dalam pengembangan sistem dan semua user yang terlibat harus bekerja sesuai dengan SOP. Jika adanya perubahan pada bisnis proses maka harus seijin dari manajemen.