Abstract:
Hasil observasi diketahui bahwa implementasi Tsunami Ready di Desa
Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran belum optimal,
hal ini terlihat dari belum optimalnya pemerintah desa mempersiapkan rencana
dan sistem evakuasi untuk menghadapi bencana tsunami, seperti pemerintah desa
kurang menyampaikan informasi secara jelas dan terperinci mengenai peta area
untuk melakukan evakuasi, kurangnya pemerintah desa melakukan sosialisasi
terhadap masyarakat di sekitar Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran
Kabupaten pangandaran mengenai kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana
tsunami, seperti kurang mensosialisasikan mitigasi bencana tsunami, kurangnya
pemerintah desa melakukan pendidikan dan kesiapsiagaan untuk menghadap
bencana tsunami secara rutin terhadap masyarakat desa. Adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi Tsunami Ready di
Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran? Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Informan sebanyak 8 orang. Teknik pengumpulan data adalah studi kepustakaan,
studi lapangan (observasi dan wawancara) dan dokumentasi. Penulis
mengunakan teknik analisis data kualitatif melalui pengolahan data hasil
wawancara dan observasi untuk ditarik kesimpulan sehingga dapat menjawab
permasalahan dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian tentang
implementasi Tsunami Ready di Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran
Kabupaten Pangandaran belum terlaksana secara optimal sesuai dengan
pendapat Agustino (2016:137), tentang variabel yang sangat menentukan
keberhasilan implementasi kebijakan hal ini dikarenakan pemerintah desa kurang
aktif untuk melakukan komunikasi dan koordinasi, kurangnya petugas pelaksana
yang mumpuni untuk mengimplementasikan program Tsunami Ready di desa, hal
ini dikarenakan masih terbentur dengan keterampilan dan pemahaman dalam
penanganan bencana, kurangnya keaktifan dari beberapa aparatur pemerintah
desa untuk memahami mengenai program Tsunami Ready sebagai mitigsi
bencana di desa, kurangnya kesadaran dari beberapa aparatur perangkat desa
tentang pentingnya untuk mengimplementasikan program Tsunami Ready sebagai
mitigasi bencana di desa