Abstract:
Kebutuhan kedelai dalam negeri yang tinggi tidak diimbangi dengan tingginya produksi kedelai dalam negeri, hal ini
mendorong pemerintah mengimpor kedelai dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan. Ketergantungan kedelai impor
tidak boleh dibiarkan maka perlu dikaji lebih jauh, mengenai usahatani kedelai pada agroekosistem (sawah dan darat).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan budidaya kedelai yang meliputi teknis budidaya kedelai serta biaya,
penerimaan, pendapatan, dan R/C dari usahatani kedelai per hektar per satu musim tanam. Sampel diambil menggunakan
Multistage Cluster Random Sampling, maka diperoleh sampel sebanyak 127 orang dari populasi petani kedelai sebanyak 85
orang, 52 petani di lahan sawah dan 75 petani di lahan darat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani kedelai
diawali dengan pemilihan varietas dan penanaman, pengolahan lahan, pemupukan, pengendalian hama penyakit, panen
dan pascapanen. Rata-rata biaya total usahatani kedelai per hektar per satu musim tanam di lahan sawah adalah Rp.
4.022.116,20, sedangkan di lahan darat adalah Rp.4.334.473,97, dengan penerimaan sebesar Rp. 9.268.806,23 dan Rp.
8.933.032,10 untuk lahan darat. Rata-rata pendapatan usahatani kedelai di lahan sawah adalah Rp. 5.246.690,03, dan di
lahan darat sebesar Rp.4.598.558,12, hal ini menunjukkan bahwa usahatani kedelai baik di lahan sawah maupun lahan
darat sama-sama menguntungkan. R/C rata-rata usahatani lahan sawah adalah 2,30 dan untuk usahatani lahan darat 2,06,
menunjukan bahwa R/C ˃ 1 maka usahatani kedelai di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya dikatakan layak
diusahakan.