dc.description.abstract |
ABSTRAK
Perencanaan gambar merupakan kegiatan yang krusial dalam suatu pembangunan
konstruksi. Terdapat terobosan baru dalam perencanaan gambar yaitu metode
Building Information Modeling (BIM) yang diketahui lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan metode konvensional. Setiap proses perencanaan gambar
kerja diperlukan pengendalian mutu agar kualitas output yang dihasilkan terjaga
dengan baik. Demikian juga dengan metode Building Information Modeling
(BIM) meskipun lebih unggul dibandingkan dengan metode konvensional tetap
harus dilakukan upaya pengendalian mutu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas pengendalian mutu di PT. Bita
Enarcon Engineering dan membandingkan tingkat risiko yang terjadi pada
perencanaan gambar kerja antara metode konvensional dengan metode Building
Information Modeling (BIM). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyebaran kuesioner dengan dasar AS/NZS 4360:2004 yaitu Standar Sistem
Manajemen.
Hasil analisis menunjukan bahwa aktifitas pengendalian mutu perencanaan
gambar dengan metode konvensional dan Building Information Modeling (BIM)
memiliki proses yang sama yaitu selfcheck, check print, dan audit internal yang
berisi inter discipline check. Tingkat risiko yang dihasilkan masuk dalam dua
kategori level yaitu rendah dan sedang. Desain konseptual memiliki angka sebesar
9,932 untuk metode konvensional dan 5,365 untuk metode BIM. Desain skematik
metode konvensional memiliki angka sebesar 8,257 sementara untuk BIM sebesar
5,975. Dilanjutkan dengan desain pengembangan, metode konvensional memiliki
tingkat risiko 8,559 dan metode BIM 6,536. Dan terakhir untuk desain teknikal,
metode konvensional memiliki tingkat risiko 8,860 dan metode BIM termasuk
kedalam kategori rendah yaitu 4,981. Meskipun tingkat risiko metode BIM lebih
kecil, namun dibutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan metode
konvensional.
Kata Kunci: AS/NZS 4360, Pengendalian Mutu, BIM, Konvensional, Gambar
Teknik |
en_US |