Abstract:
Derasnya arus ekosistem teknologi dunia mampu merubah kebiasaan manusia. Kebiasaan baru yang dalam berkomunikasi, mengerjakan pekerjaan sehari-hari mayoritas menggunakan teknologi. Tentu sangat berdampak pada budaya lokal masyarakat. Pada penelitian ini peneliti mengangkat tema bagaimana peran ulama di kampung Nyompet Cibeureum ada sebuah pondok pesantren Al-Falah yang masih memegang tradisi lama yakni tidak terpengaruh terhadap derasnya teknologo. Tetapi, memiliki pemikiran global. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan Etnografi dimana peneliti menjadi seorang observer dan sekaligus sebagai Etnografer terjun langsung untuk merasakan dan mengetahui kondisi sebenarnya sebagai partisipan dalam segala aspek kegiatan di pondok pesantren tersebut. Hasil penelitian ditemukan bahwa pemikiran dari KH Acer Rosdinal Saeful Huda, sebagai pimpinan pondok pesantren Al-Falah yang terletak di kampung Nyompet Kecamatan cibeureum Kota Tasikmalaya. Ia berpandangan bahwa perkembangan teknologi dipandang baik, karena menurutnya kemajuan teknologi memabantu dalam hal mempermudah dalam hal belajar mengajar. Namun yang perlu digaris bawahi disini adalah semua ada efek positif dan negatif. Pada efek negatifnya salah satu contohnya adalah tidak sedikit masyarakat indonesia secara luas dan masyarakat Nyompet pada kususnya terlalu terlena dengan media-media sosial dan aplikasi yang ada di handphone dan lupa akan kewajibannya sebagai seorang muslim yang baik seperti sholat dll. Akan tetapi, sebagai tokoh masyarakat dan pendidik dalam bidang keagamaan, dirinya senantiasa mengingatkan baik dalam pengajian dan pembelajaran untuk senantiasa bisa mengatur waktu dan mengisi konten-konten dalam handphonnya dengan aplikasi-aplikasi islami, seperti Al-Quran, game-game yang edukatif dan religius (disarankan untuk anak-anak yang masih usia dini), dan lain lain. Kemudian juga ada pembatasan dan pengawasan orang tua (bagi anak-anak) dalam menggunakan handphone.