Abstract:
Dipindahkannya perkampungan cagar budaya Betawi yang berawal dari Condet, Balekambang menjadi ke Srengseng Sawah merupakan upaya pemerintah yang bekerja sama dengan masyarakat asli Betawi serta komunitas lestari budaya Jakarta. Penelitian ini menggunakan perspektif perubahan sosial, sudah dapat dipastikan adanya transformasi sosial, kebudayaan dan ekonomi. Terpilihnya Srengseng Sawah sebagai kampung pelestarian cagar budaya betawi karena masih memiliki lingkungan yang asri dan bertahannya rumah panggung dengan arsitektur betawi sebagai ciri khas yang masih dipertahankannya. Srengseng Sawah diklaim memiliki potensi sebagai desa yang mampu mengemban pariwisata budaya. Kebudayaan Betawi masih banyak yang terjaga di Srengseng Sawah hal ini ditandai oleh masyarakat yang memiliki keahlian dalam membuat makanan khas Betawi, ondel- ondel dan khas Betawi lainnya. Keputusan dipindahkannya perkampungan budaya Betawi ke Srengseng Sawah dibawah pimpinan mantan gubernur DKI Jakarta Sutiyoso karena daerah Condet, Balekambang terus mengalami modernisasi dan mulai banyak didatangi serta dihuni oleh etnis- etnis diluar Betawi, oleh itu keputusan dipindahkan perkampungan pelestarian budaya Betawi di Srengseng Sawah menjadi keputusan final, dan sampai hari ini perkampungan cagar budaya Betawi yang berada di Srengseng Sawah menjadi bukti keberhasilan dari pemerintah dan masyarakat lokal untuk menjaga budaya nenek moyangnya agar tidak punah hilang begitu saja oleh globalisasi budaya yang dapat menyerang kapan saja.