Abstract:
Latar belakang dalam penelitian ini yaitu objek wisata Curug Anggrek di Desa Karangnunggal Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya yang mempunyai potensi wisata yang sangat potensial karena keindahan alam nya, tetapi dalam pengembangannya tidak berjalan dengan baik atau tidak optimal, hal ini karena kondisi jalan menuju objek wisata belum baik, serta masih belum lengkapnya fasilitas-fasilitas untuk menunjang objek wisata dan atraksi wisata yang hanya mengandalkan curug nya saja. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu yaitu: Bagaimana Pengembangan Potensi Objek Wisata Curug Anggrek oleh Pemerintah Desa Karangnunggal Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya? Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan yaitu observasi dan wawancara. Selanjutnya sumber data primer dalam penelitian ini yaitu informan sebanyak 6 orang. Dan analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Pengembangan Potensi Objek Wisata Curug Anggrek oleh Pemerintah Desa Karangnunggal Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya dapat dikatakan belum optimal, hal ini dilihat karena masih banyaknya hambatan-hambatan terkait pengembangannya. Adapun yang menjadi hambatan utama nya yaitu karena kurangnya anggaran atau biaya, hal ini yang menyebabkan banyaknya hambatan-hambatan lain seperti, kurang lengkapnya fasilitas-fasilitas yang menunjang objek wisata, kemudahan akses menuju objek wisata yang kurang baik, belum adanya pengembangan terkait daya tarik wisata seperti atraksi wisata alam dan buatan, dan pengelolaan yang kurang baik. Upaya yang dilakukan yaitu pemerintah desa berusaha mencari sumber anggaran lain di luar dana desa seperti memanfaatkan atau mengumpulkan hasil tiket masuk, melakukan pengembangan bertahap, mengajak masyarakat bergotong royong ataupun swadaya dalam membangun, melengkapi dan membenahi fasilitas objek wisata, perbaikan akses jalan dengan gotong royong, rutin sosialisasi antar anggota pengurus seperti untuk membahas objek wisata, dan promosi dengan bekerja sama dengan komunitas-konunitas pariwisata.