Abstract:
Dalam industri pracetak beton, khususnya pada produksi box culvert, masih sering dijumpai permasalahan produk cacat yang berdampak pada biaya produksi, efisiensi, serta kepuasan pelanggan. Fenomena ini juga terjadi di PT Canal Beton Utama, di mana beberapa produk yang dihasilkan mengalami kecacatan meskipun proses produksi telah mengikuti prosedur yang berlaku. Penelitian ini dilakukan dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko kegagalan pada proses produksi. Dari total 800 produk yang diproduksi pada Februari–Juni 2025, ditemukan tiga jenis cacat dominan, yaitu keropos sebanyak 23, retak rambut 12, dan bubble 8. Hasil perhitungan menunjukkan cacat keropos memiliki nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi, yaitu 256, sehingga menjadi prioritas utama untuk perbaikan. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan perusahaan dalam merancang langkah preventif dan korektif untuk meningkatkan mutu produk serta efisiensi proses produksi.