dc.description.abstract |
ABSTRAK
Rizky Assodik, 2025. Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Kepala Daerah Di Kota Banjar
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya beberapa faktor yang menyebabkan perilaku pemilih dalam pemilihan Kepala Daerah di Kota Banjar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pemilih Dalam Pemilihan Kepala Daerah di Kota Banjar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Informan sebanyak 7 orang. Teknik pengumpulan data adalah studi kepustakaan, studi lapangan (observasi dan wawancara) dan dokumentasi. Penulis mengunakan teknik analisis data kualitatif melalui pengolahan data hasil wawancara dan observasi untuk ditarik kesimpulan sehingga dapat menjawab permasalahan dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa : perilaku pemilih dalam pemilihan Kepala Daerah di Kota Banjar masih belum optimal sesuai dengan empat perilaku hal ini dibuktikan dari 4 dimensi dan 8 indikator yang dijadikan alat ukur dalam melakukan penelitian terdapat 4 indikator yang belum optimal yaitu pada dimensi pemilih rasional dengan indikatornya perilaku pemilih didasarkan pada kinerja dari pasangan calon dimasa lalu dan perilaku pemilih di dasarkan pada tawaran program dari pasangan calon untuk menyelesaikan permasalahan yang ada serta pada dimensi pemilih kritis indikatornya perilaku pemilih didasarkan pada nilai ideologis yang jadikan pijakan pasangan calon dan perilaku pemilih didasarkan pada ketertarikan dengan program kerja yang ditawarkan pasangan calon. Adanya hambatan-hambatan perilaku pemilih dalam pemilihan Kepala Daerah di Kota Banjar yang antara lain akses informasi yang tidak merata sehingga masyarakat hanya mendapatkan informasi politik dari media sosial yang tidak terverifikasi atau sekadar mengikuti narasi yang dibawa oleh tim sukses. Selain itu, praktik politik uang (money politics) masih menjadi realitas yang sulit dihindari, di mana bantuan langsung atau janji tertentu menjadi pertimbangan utama dalam memilih pasangan calon serta pengalaman masa lalu sehingga sebagian pemilih merasa kecewa dengan hasil pemilu sebelumnya, di mana janji-janji politik tidak terpenuhi. Untuk mengatasi berbagai hambatan terbentuknya perilaku pemilih yang rasional, kritis, dan partisipatif, sejumlah upaya telah dilakukan yang antara lain Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjar melaksanakan program pendidikan pemilih melalui penyuluhan langsung ke masyarakat, terutama di desa-desa dan lingkungan padat penduduk. KPU juga melibatkan relawan demokrasi (relasi) untuk menyampaikan informasi terkait mekanisme pemilu, visi-misi pasangan calon, serta melakukan sosialisasi mengenai pentingnya memilih berdasarkan program, bukan sekadar iming-iming materi dengan menggencarkan kampanye anti-politik uang melalui spanduk, media sosial, dan pelibatan tokoh agama dan adat. Melakukan kolaborasi dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan seperti Karang Taruna, kelompok pemuda, dan lembaga pendidikan tinggi di Kota Banjar dalam rangka membangun kesadaran politik masyarakat.
Kata Kunci : Perilaku Pemilih, Pemilihan, Kepala Daerah. |
en_US |