Abstract:
NAUFAL SHOFI SETIA AL-GHANI. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Jojogan Di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Program Studi Ilmu Pemerintahan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Universitas Galuh.
Penelitian ini di latarbelakangi karena adanya permasalahan dimana Sosialisasi dan pelatihan dari pihak pemerintah atau LSM belum dilakukan secara rutin dan menyeluruh, sehingga informasi tentang peluang pengembangan wisata belum merata diterima oleh seluruh masyarakat. Kegiatan pelatihan keterampilan masih terbatas dan belum menyasar seluruh lapisan masyarakat, sehingga banyak warga belum memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan wisata. Kebijakan atau peraturan desa yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan wisata belum dirumuskan atau diterapkan secara jelas, sehingga masyarakat kurang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Wisata Jojogan di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan jumlah informan sebanyak 8 orang, dan teknik analiss data menggunakan reduksi data, data display dan verifikasi atau kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada dimensi enabling, masyarakat Desa Cintaratu telah menunjukkan kesadaran yang tinggi terhadap potensi wisata alam yang ada di wisata Jojogan. dilaksanakan melalui upaya penyadaran kepada masyarakat mengenai potensi wisata yang dimiliki serta pentingnya keterlibatan masyarakat. Penyadaran dilakukan melalui sosialisasi dan pendekatan langsung oleh pemerintah desa dan pengelola wisata. Namun demikian, program pelatihan atau sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat kepada masyarakat lokal belum berjalan optimal. Pemberdayaan pada tahap empowering dilakukan melalui pelatihan, pendampingan, serta pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat keikutsertaan mereka dalam Pokdarwis dan usaha ekonomi pendukung wisata seperti jasa parkir, penyewaan alat, serta penjualan makanan dan minuman. Namun, pelaksanaan pelatihan dan pendampingan belum merata kepada seluruh warga, sehingga partisipasi masyarakat masih bersifat terbatas pada kelompok tertentu Pada dimensi protecting, perlindungan terhadap hak masyarakat lokal untuk terlibat dalam pengelolaan wisata belum dilaksanakan secara optimal. Masyarakat belum banyak dilibatkan dalam proses penyusunan kebijakan ataupun pengambilan keputusan strategis. Meskipun sudah ada distribusi manfaat ekonomi dari sektor wisata seperti bertambahnya penghasilan masyarakat melalui jasa parkir, warung makan, dan penyewaan alat wisata, masih terdapat ketimpangan akses terhadap keuntungan tersebut. Selain itu, upaya pelestarian lingkungan dan budaya telah dilakukan, namun belum sepenuhnya melibatkan masyarakat secara aktif dan menyeluruh