Abstract:
MUHAMAD ANGGA MAULANA, 2025. KINERJA BADAN USAHA MILIK
DESA SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI DESA DI DESA
BANJARWARINGIN
KECAMATAN
TASIKMALAYA
SALOPA
KABUPATEN
Penelitian ini dilatarbelakangi kurang optimalnya kinerja badan usaha milik
desa sebagai penggerak ekonomi desa di Desa Banjarwaringin Kecamatan Salopa
Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan yaitu
BUMDes belum mampu mengembangkan potensi yang ada, belum strategisnya
penempatan lokasi unit usaha, serta kegiatan BUMDes belum sesuai dengan
aspirasi masyarakat, sehingga belum bisa mewadahi keinginan dan belum terlalu
berdampak bagi perekonomian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kinerja badan usaha miliki desa sebagai penggerak
ekonomi desa di Desa Banjarwaringin Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Informan sebanyak 5 (lima) orang.
Teknik pengumpulan data adalah studi kepustakaan, studi lapangan (Wawancara,
Observasi) dan dokumentasi. Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah
teknik
analisis
kualitatif
yaitu
suatu
proses
mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar,
hingga proses penafsiran.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kinerja Badan Usaha Miliki
Desa Sebagai Penggerak Ekonomi Desa Di Desa Banjarwaringin Kecamatan
Salopa kurang optimal, dilihat dari penelitian yang telah dilakukan dari lima
dimensi, yaitu Produktivitas, Kualitas Layanan, Responsivitas, Responsibilitas dan
Akuntabilitas. Terdapat dua dimensi yang belum optimal yaitu dimensi
Produktivitas pada indikator BUMDes memiliki kemampuan dalam memanfaatkan
potensi sumber daya desa untuk mengembangkan perekonomian dan dimensi
Responsivitas pada indikator BUMDes menempatkan unit usaha di lokasi yang
strategis sehingga mampu menopang kebutuhan masyarakat dan pada indikator
program dan kegiatan BUMDes sesuai dengan keinginan dan aspirasi masyarakat.
Sementara itu, tiga dimensi sudah optimal, yaitu Kualitas Layanan, Responsibiltas
dan Akuntabilitas.