Abstract:
Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum optimalnya Pembinaan Pelaku Usaha Industri Kecil Menengah Oleh Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Ciamis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu studi kepustakaan, studi lapangan (observasi dan wawancara) dan dokumentasi. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 orang. Penulis menggunakan teknik analitis data kualitatif melalui pengolahan data hasil wawancara dan observasi untuk ditarik kesimpulan sehingga dapat menjawab permasalahan dalam penelitian. Hasil penelitian bahwa Pembinaan Pelaku Usaha Industri Kecil Menengah Oleh Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Ciamis belum sepenuhnya sesuai dengan dimensi menurut menurut Mangunhardjana (Wahyu, dkk. 2023:6), ‘Untuk melakukan pembinaan ada beberapa pendekatan yang harus diperhatikan oleh seorang pembina, yaitu 1) Pendekatan informatif (informative approach) 2) Pendekatan partisipatif (partisivative approach) dan 3) Pendekatan eksperiensial (experience approach)’. Berdasarkan 6 indikator yang dijadikan tolak ukur, 5 indikator belum optimal dan 1 indikator sudah optimal. Adapun hambatan-hambatan dalam Pembinaan Pelaku Usaha Industri Kecil Menengah Oleh Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Ciamis antara lain: adanya pelaku usaha industri di rentang usia 40 tahun ke atas merasa tidak semua diikutsertakan kembali dalam pembinaan dan merasa bahwa perhatian dari dinas tidak seimbang karena kurangnya sumber daya manusia dan keterbatasan kemampuan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Ciamis untuk mengkoordinasi dan membidangi pelaku usaha yang begitu banyak, adanya pemberian pendamping yang tidak sesuai dengan bidangnya. Selain itu adanya program pembinaan yang tidak tepat sasaran serta adanya pemberian modal usaha yang belum merata, karena kurangnya perhatian dari kementerian untuk mendapatkan dana alokasi. Adapun upaya untuk mengatasi hambatan yang terjadi antara lain: meningkatkan sumber daya manusia dan pemantauan berkelanjutan. Terus berusaha mengarahkan, memberikan konseling, membimbing dan memberikan pelatihan yang berulang agar meningkatkan mentalitas kewirausahaan, selanjutnya memberikan narasumber dari pelaku usaha industri kecil menengah yang sudah maju untuk menceritakan perjalanan usahanya agar memberikan testimonial kepada semua pelaku usaha industri. Menyediakan grup WhatsApp untuk berbagi ilmu dan mengadakan pelatihan online melalui Zoom-meeting. Serta melakukan kerja sama atau MoU dengan berbagai pihak dan berusaha mengajukan perubahan nama menjadi Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUKMPP).