Abstract:
Pada umunya konstruksi perkerasan yang biasa digunakan di Indonesia yaitu lapis perkerasan lentur. Lapis perkerasan lentur merupakan perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat yang terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Untuk mendesain suatu lapis perkerasan khususnya perkerasan lentur, terdapat berbagai macam metode seperti metode SNI 03-1732-1989 F dan metode AASHTO 1993. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil perencanaan tebal perkerasan lentur yang dihitung dengan Metode SNI 03-1732-1989 F dan Metode AASHTO 1993. Penelitian ini dilakukan pada studi kasus ruas jalan Letnan Harun Kota Tasikmalaya. Data sekunder berupa, data CBR tanah dasar, data lendutan, data iklim dan data kerusakan perkerasan jalan, sedangkan data primer berupa data lintas harian rata rata (LHR) dan tipe jalan. Data yang diperoleh, dianalisa menggunakan Metode SNI 03-1732-1989 dan Metode AASHTO 1993. Dari hasil analisa data diperoleh hasil untuk metode SNI 03-1732-1989 F pada segmen 1 yaitu lapisan permukaan yang digunakan LASTON tebal 9 cm, segmen 2 tebal 6,5 cm dan segmen 3 tebal 8,2 cm, pondasi lapisan menggunakan batu pecah kelas A CBR 97% tebal 20 cm, dan lapisan pondasi bawah menggunakan kelas CBR 30% Bahan sirtu B butiran tebal 10 cm. Untuk AASHTO 1993, diperoleh hasil dengan lapisan permukaan yang mirip LASTON tebal 4,85 cm, lapis pondasi atas batu pecah kelas A dengan CBR 97%, tebal 20 cm dan lapisan pondasi bawah bahan sirtu granular kelas B dengan CBR 30% tebal 10 cm. di segmen 1, 2 dan 3.