Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum optimalnya Pelayanan Haji di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini terlihat dari indikator indikator seperti: Masih terdapat petugas yang belum memenuhi standar
operasional prosedur dalam melayanai calon jama’ah haji di Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Tasikmalaya yaitu dengan membiarkan tanggung jawabnya di
bidang pendaftaran dan administrasi kepada siswa yang sedang melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan tanpa pendampingan dari petugas yang
bersangkutan, sehingga mengakibatkan kualitas layanan menjadi tidak optimal.
Masih terdapat kendala dalam pelayanan pendaftaran secara online di Kantor
Kementerian Agama melalui SISKOHAT (Sistem Informasi dan Komputerisasi
Haji Terpadu), contoh : Server yang eror saat mengakses data, sehingga
mengakibatkan calon jama’ah haji kesulitan untuk memperbarui informasi atau
melanjutkan proses pendaftaran dengan lancar. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu studi kepustakaan dan studi
lapangan, yang terdiri dari observasi dan wawancara. Adapun yang menjadi
informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 8 (orang) yang terdiri dari 1
(orang) Kasi PHU Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, 2 (orang)
petugas pelayanan, 5 (orang) jama’ah penerima layanan. Pelayanan haji di
Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan hasil penelitian
diketahui belum terlaksana dengan optimal yaitu, dalam dimensi tangibles (bukti
langsung), kurangnya keterampilan teknis dan pengetahuan mengenai sistem
teknologi, sehingga membuat petugas tidak mampu mengatasi gangguan server
dengan cepat, serta kurangnya sosoalisai mengenai sistem online yaitu Siskohat
kepada jama’ah yang akan melakukan pendaftaran online, sehingga
kebingungangan terjadi terhadap penerima layanan. kurangnya kompetensi
petugas serta komunikasi internal antar petugas yang tidak berjalan dengan baik,
ketika petugas tidak berbagi informasi atau berkoordinasi dengan efektif,
informasi yang disampaikan kepada jamaah menjadi tidak konsisten dan berbeda beda. Sehingga menyebabkan jamaah harus sering bolak-balik untuk mendapatkan
kepastian atau menyelesaikan urusan mereka, yang menimbulkan
ketidaknyamanan dan kebingungan. Untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut, yaitu dengan memperbarui dan meningkatkan infrastruktur IT,
memberikan pendampingan lebih lanjut kepada jamaah yang kurang paham
teknologi, memastikan bahwa semua petugas memahami secara mendalam
tentang sistem dan perangkat yang digunakan, serta dapat me