Pengembangan Kapasitas Perangkat Desa Melalui Bimbingan Teknis Tata Kelola Desa Wisata di Desa Malangbong Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum maksimalnya pengembangan desa wisata yang dilakukan oleh perangkat desa Malangbong Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut dikarenakan masih kurangnya partisipasi masyarakat hal ini terlihat dari kurangnya sosialisasi terkait desa wisata yang diberikan kepada masyarakat oleh perangkat desa, masih kurangnya SDM untuk perangkat desa hal ini terlihat dari minimnya pengembangan tentang desa wisata yang dilakukan oleh perangkat desa dan program pelatihan dari pemerintah masih kurang dimana hal ini terlihat dari pemahaman perangkat desa berkaitan dengan desa wisata di Desa Malangbong belum optimal. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana pengembangan kapasitas perangkat desa melalui bimbingan teknis tata kelola desa wisata di Desa Malangbong Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pengembangan kapasitas perangkat desa melalui bimbingan teknis tata kelola desa wisata di desa Malangbong Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut. Metode yang digunakan pada penelitian ini, yakni metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu studi kepustakaan dan wawancara dengan langkah analisa yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dengan informan sebanyak 7 orang menunjukan bahwa pengembangan kapasitas perangkat desa melalui bimbingan teknis tata kelola desa wisata di desa Malangbong belum berjalan secara optimal. Dimana dalam dimensi skills dengan 3 indikator di dalamnya ke 3 indikator tersebut belum dapat berjalan secara optimal, dimensi knowledge dengan 2 indikator di dalamnya ke 2 indikator sudah dapat berjalan dengan optimal dan dimensi ability dengan 2 indikator di dalamnya 1 indikator sudah dapat berjalan secara optimal dan 1 indikator lainnya belum dapat berjalan secara optimal. Dengan hasil penelitian tersebut diketahui dari 7 indikator bahwa 4 indikator belum dapat dilaksanakan secara optimal dan 3 indikator sudah dapat berjalan secara optimal.