Abstract:
PAMELA ANUGRAH. 2024. PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI SONGGO LANGIT OLEH PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN KECAMATAN DI DESA CIBENDA KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum optimalnya pemberdayaan kelompok Tani Songgo Langit oleh Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan yang ditandai rendahnya inisiatif Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan dalam kegiatan penyuluhan tentang pemanfaatan lahan pertanian, lemahnya pembinaan anggota kelompok tani oleh Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan serta rendahnya kerjasama antara petugas penyuluh pertanian lapangan dengan pemerintah desa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan Kelompok Tani Songgo Langit oleh Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.Sumber data primer diperoleh dari 6 (enam) orang informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, studi lapangan (observasi non partisipan dan wawancara terstruktutr) dan studi dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian pemberdayaan Kelompok Tani Songgo Langit oleh Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran belum optimal, dilihat dari 7 indikator yang diukur 4 indikator belum optimal yaitu pertemuan atau penyuluhan rutin, transfer ilmu pengetahuan kepada anggota kelompok tani, adanya kegiatan bimbingan teknis secara berkala, dan peningkatan kemampuan anggota kelompok tani dalam memanfaatkan lahan pertanian dan 3 indikator yang sudah optimal yaitu keterlibatan tokoh masyarakat, adanya pendampingan dan terbentuknya inisiatif dan kemampuan inovatif anggota kelompok tani. Hambatan dalam pemberdayaan adalah belum konsistennya kegiatan pertemuan atau penyuluhan, pelatihan dan bimbingan teknis kepada kelompok tani dan belum adanya jadwal kegiatan pada program kerja, keterbatasan sumber anggaran, kurangnya partisipasi kelompok tani dan rendahnya dukungan pemerintah desa, penyuluh pertanian lapangan dan belum adanya bantuan modal usaha pertanian dari pemerintah. Adapun upaya untuk mengatasi hambatan diantaranya kelompok tani melakukan koordinasi dan audiensi dengan pihak terkait, mengoptimalkan penyelenggaraan penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat dengan cara mengalokasikan sumber anggaran untuk membiayai kegiatan tersebut, mengajak kelompok tani untuk ikut serta dalam kegiatan pembinaan kelompok tani, pemerintah desa memfasilitasi kelompok tani untuk memperoleh modal usaha.