Abstract:
Jerawat (acne vulgaris) merupakan penyakit kulit yang terjadi karena adanya penyumbatan
folikel oleh sel-sel mati, sebum, dan peradangan yang disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes
pada folikel sebasea. Antibiotik dapat mengobati jerawat namun dapat menimbulkan resistensi dari
suatu bakteri, sehingga diperlukan cara yang lebih aman dan lebih murah. Salah satunya dengan
penggunaan daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) karena mengandung zat aktif Flavonoid dan
Tanin yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perbedaan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh terhadap zona hambat bakteri P. acnes secara in-
vitro dan mengetahui konsentrasi minimal ekstrak yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri P.
acnes. Penelitian ini bertempat di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Galuh, dilakukan dengan
menggunakan metode eksperimen dan didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Teknik
pengujian menggunakan metode sumur dengan tujuh perlakuan dan empat kali ulangan. Konsentrasi
ekstrak daun belimbing wuluh yang digunakan berdasarkan hasil penelitian pendahuluan adalah 75
mgml-1
, 100 mgml-1
, 125 mgml-1
, 150 mgml-1
, 175 mgml-1
, 200 mgml-1
, dan 225 mgml-1
. Parameter yang
digunakan adalah dengan mengukur diameter zona hambat pada daerah bening sekitar sumur yaitu
daerah yang tidak ditumbuhi bakteri dalam satuan milimeter. Data yang diperoleh dianalisis dengan
Analisis Varian Satu Faktor (ANAVA), dan berdasarkan hasil analisis diperoleh Fhitung 285,28 lebih
besar dari Ftabel (0,01)dengan taraf nyata (α) 1% sebesar 3,81 yang berarti bahwa perbedaan
konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh berpengaruh sangat nyata terhadap diameter zona hambat
pertumbuhan bakteri P. acnes yang terbentuk secara in-vitro. Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda
Duncan diperoleh bahwa konsentrasi minimal ekstrak daun Belimbing wuluh yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri bakteri P. acnes secara in-vitro adalah 100 mgml-1
.