Abstract:
Masih banyaknya petani yang terpaksa melakukan panen kedelai sebelum waktunya
(panen hijau
) dilakukan
semata-mata untuk menekan biaya produksi yang tinggi serta rendahnya harga jual jika mereka menjual
dalam bentuk biji. Hal tersebut dapat dikatakan rasional dari sisi petani, namun jika keputusan petani
melakukan panen muda tersebut dilakukan secara kontinyu dan menyeluruh maka swasembada kedelai tidak
akan dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses terbentuknya pilihan rasional
(rasionalitas
)
dalam keputusan melaksanakan usahatani kedelai sistem panen hijau
(panen muda
)yang dilakukan oleh
petani. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif pada petani kedelai di Kecamatan Jatiwaras,
yang merupakan salah satu sentra produksi kedelai di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling, dengan menggunakan rumus Slovin,
sehingga diperoleh ukuran sampel 42 orang petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan petani kedelai
di Kecamatan Jatiwaras melaksanakan usahatani kedelai karena sumber daya lahan cocok untuk ditanami
kedelai. Usahatani kedelai merupakan bentuk penghargaan terhadap budaya usahatani orang tua yang turun-
temurun, sehingga dapat dikatakan bahwa karakteristik petani di Kecamatan Jatiwaras dikategorikan bersifat
lokalit. Sebagian besar petani juga berani mengambil risiko untuk melaksanakan usahatani kedelai meskipun
tanpa bantuan dan program pemerintah. Selain itu, petani selalu aktif dan berkontribusi dalam kegiatan
gotong royong atau kerjasama dalam kelompok tani. Petani kedelai di Kecamatan Jatiwaras secara
keseluruhan sudah rasional dalam menjalankan usahatani kedelai dengan mempertimbangkan aspek sosial,
ekonomi, budaya, dan lingkungan. Pilihan yang dilakukan untuk melaksanakan panen muda adalah bentuk
rasionalitas tujuan sebagai upaya mengurangi biaya dan risiko serta mendapatkan keuntungan yang
maksimal.