Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosesi pelaksanaan upacara adat
gusaran dan makna simbolik prosesi upacara adat gusaran. Metode dalam penelitian ini
menggunakan metode historis, yang terdiri dari heuristik, verifikasi atau kritik sumber
yang terdiri dari kritik ekstern dan kritik intern, interpretasi dan historiografi. Hasil
penelitian ini menjelaskan bahwa prosesi pelaksanaan upacara adat gusaran terdiri dari
tiga tahap yakni: Pertama, pra pelaksanaan diantaranya ngembang/nyekar dan pupuran.
Kedua, pelaksanaan diantaranya beberesih/turun mandi, sawer dan gusaran. Ketiga,
penutup kegiatan di dalamnya berupa do’a. Pada prosesi pelaksanaan upacara adat
gusaran tentu memiliki makna-makna simbolik di dalamnya, adapun makna simbolik
pada prosesi pelaksanaan upacara adat gusaran adalah sebagai berikut: Pertama,
beberesih/turun mandi melambangkan untuk mensucikan si anak kembali suci seperti
baru dilahirkan tidak memiliki hati yang kotor dengan kesombongan, iri, dengki dan
angkuh. Kedua, sawer melambangkan bahwa si anak tidak boleh segan-segan
memberikan bantuan/harta kekayaan kepada orang yang membutuhkan dengan rajin
bersedekah. Ketiga, gusaran mempunyai makna untuk mengingatkan si anak bahwa kelak
nanti si anak akan dewasa dan akan masuk pada usia akhil balig sehingga harus rajin
beribadah, karena jika ditinggalkan dosanya sudah ditanggung oleh diri sendiri.
Kata Kunci: Makna, Simbolik, Upacara Adat Gusaran