Abstract:
Penelitian ini berjudul “Penggunaan Bahasa Indonesia Di Wilayah Perbatasan Jawa Tengah–Jawa Barat (Kecamatan Salem)”. Interferensi, Bahasa dan Budaya merupakan faktor terjadinya akulturasi bahasa di suatu wilayah. Interferensi di sini ialah penggunaan dua Bahasa atau lebih dalam masyarakat tutur yang bilingual. Bahasa dan Budaya tidak dapat dipisahkan karena budaya tidak akan tercipta tanpa bahasa sebagai alat komunikasinya. Bahasa sangat erat berhubungan dengan budaya. Dalam hal ini, bahasa yang dipengaruhi oleh budaya masyarakat karena percampuran dua budaya maka muncul karakteristik bahasa baru yang hanya digunakan dalam lingkungan tersebut sehingga orang dari luar daerah tidak akan mengetahui arti dari bahasanya. Kondisi lingkungan budaya dan bahasanya berbeda dengan kondisi lingkungan budaya dan bahasa Sunda lainnya. Dengan demikian, secara historis, bahasa Sunda di lokasi penelitian berasal dari satu bahasa Sunda. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode simak dan cakap. Penelitian bertujuan mendeskripsikan Karakteristik bahasa tuturan masyarakat di Wilayah Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes yakni Interferensi, Bahasa dan Budaya. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil rekaman wawancara berupa dialog Narasumber dengan peneliti. Narasumber yang diwawancarai berjumlah 18 orang dari 4 desa. Teknik samplingnya menggunakan cluster sampling (area sampling) dan teknik proportionate stratified random sampling. Pengambilan sampel ini dipilih peneliti karena desa tersebut sukar terjangkau dan lokasinya susah untuk memperoleh jaringan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat Interferensi yang tampak pada karakteristik bahasa tuturan masyarakat pada 4 desa. Interferensi tersebut yaitu Interferensi fonologi, Interferensi morfologis, Interferensi semantik. Interferensi yang paling banyak dalam penelitian ini adalah interferensi morfologis pembentukan kata dengan afiks bahasa Sunda karena mayoritas masyarakat tutur berinteraksi menggunakan bahasa Sunda. Dalam penelitian ini menunjukkan adanya akulturasi bahasa Jawa-Sunda yang memunculkan karakteristik bahasa baru.