Abstract:
Salah satu desa wisata yang sedang dikembangkan menjadi smart village destination oleh iDinas
iKebudayaan idan iPariwisata iKabupaten iKarangasem isejak itahun i2014 iadalah iDesa iSelumbung
i(SK iBupati iNomor i658/HK/2014). iMeskipun imemiliki ipotensi iwisata iyang iberagam, inyatanya
idukungan iakses idan ifasilitas ikepariwisataan idesa imasih ibelum imaksimal. Sehingga perlu adanya
analisis terhadap proses penyusunan Desa Selumbung sebagai smart village destination, Faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat kebijakan strategis pengembangan pariwisata serta model
pengembangan yang cocok diterapkan dalam mewujudkan Desa Selumbung sebagai smart village
destination. Teori yang digunkan adalah collaborative government khususnya Penta Helix. Sedangkan
jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode penelitiannya adalah observasi, wawancara,
dokumentasi dan akses internet. Berdasarkan analisis maka ditemukan bahwa Dari kelima komponen
Penta Helix, Kendala yang muncul pada proses perencanaan adalah media, dimana media belum
dilibatkan fungsinya sebagai branding dan promosi dari Desa Selumbung. Sedangkan kendala dalam
mewujudkan Desa Selumbung sebagai smart village destination diantaranya: kajian yang tidak
berkesinambungan, modal usaha/ anggaran, minimnya investor, masih ada SDM yang belum kompeten,
pembinaan yang belum berkesinambungan, serta terbatasnya sarana teknologi informasi yang
terintegrasi, akses internet dari semua provider belum tersedia,dan lain-lain. Sehingga perlu optimalisasi
dari kelima komponen yang ada untuk mengatasi ketimpangan yang terjadi sehingga perencanaan yang
baik dan matang dapat terwujud melalui komunikasi yang baik satu dengan yang lain.Hendaknya semua
pihak tetap mempertahankan kekuatan atau potensi yang dimiliki dan tetap berinovasi dalam menghadapi
kendala maupun hambatan yang ada, sehingga pengembangan Desa Selumbung sebagai Smart Village
Destination dapat berjalan dengan baik.